REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pakta berisi sanksi untuk Turki dipublikasikan dalam situs Kremlin, Rusia, Sabtu (28/11). Tertulis bahwa penjatuhan sanksi demi melindungi keamanan nasional dan rakyat Rusia dari aktivitas kriminal dan ilegal.
Secara umum, sanksi yang mulai diberlakukan segera diantaranya semua penerbangan dari Rusia ke Turki akan dilarang. Selain itu, semua perusahaan travel dilarang menjual produk liburan ke Turki.
Presiden Rusia Vladimir Putin juga meminta pemerintah mempersiapkan daftar barang, perusahaan dan pekerjaan yang akan terimbas karena sanksi. Beberapa produk impor juga akan diberhentikan.
Daftarnya diperkirakan keluar pada Senin, termasuk produk makanan. Turki secara umum menjual produk makanan, hasil pertanian dan tekstil ke Moskow. Turki juga merupakan salah satu tujuan wisata populer untuk warga Rusia.
Perusahaan Turki atau penduduk Turki yang mempunyai urusan ekonomi di Rusia termasuk yang akan diberhentikan atau ditangguhkan. Juru bicara Putin, Dmitry Peskow mengatakan ada sekitar 200 ribu warga Turki yang berada di Rusia.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan pada Sabtu berharap akan ada perbaikan hubungan dengan Moskow. "Konfrontasi tidak akan membawa pada kebahagiaan, Rusia penting untuk Turki dan Turki penting bagi Rusia," kata Erdogan dalam pidatonya di siaran televisi di kota barat Baliksehir.
Peskov mengatakan Turki berharap bertemu dengan pimpinan Rusia di sela-sela konferensi perubahan cuaca di Paris. Namun belum jelas apakah akan ada pertemuan khusus antara keduanya.
Putin menyebut tindakan pasukan Turki terhadap Su-24 adalah kegilaan mutlak. Penanganan Ankara terhadap krisis, tambahnya, juga mengingatkannya pada pertunjukan yang absurb. "Tidak ada yang memiliki hak untuk menembak jatuh sebuah pesawat Rusia dari belakang," kata Peskov dalam program TV Rusia.
Menurut kantor berita Tass, Peskov juga berbicara pada hari Sabtu tentang bagaimana anak Erdogan memiliki kepentingan tertentu dalam industri minyak. Putin mengatakan minyak dari wilayah Suriah yang dikuasai oleh militan ISIS telah 'menemukan jalan' ke Turki.
Pada Sabtu, Kementerian Luar Negeri Turki menyarankan warganya untuk menunda semua perjalanan yang tidak mendesak ke Rusia.