REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para nelayan di Muara Angke, Jakarta Utara meminta anak-anak mereka direkrut jadi pegawai di Pluit City jika reklamasi Teluk Jakarta untuk membangun Pluit City dilaksanakan. Para nelayan berharap bisa maju bersama seiring perkembangan modernisasi Kota Jakarta.
Nelayan Muara Angke, Syahrir mengatakan, ia mendukung program pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk melakukan reklamasi di Teluk Jakarta. "Para nelayan di sini juga meminta agar anak cucu kami ke depan bisa bekerja di Pluit City karena Pluit City nanti ada mal, kondominium, inginnya anak saya bisa kerja kantoran karena nyari ikan di sini sudah susah," katanya, Rabu, (2/12).
Syahrir tak ingin anaknya mewarisi pekerjaannya yang serba kesusahan. "Saya memang senang jadi nelayan, tapi kalau bisa anak saya kerja kantoran sajalah, walaupun kerja nelayan itu bukan pekerjaan hina karena nelayan adalah pahlawan gizi."
Ia juga berharap Pluit City bisa menjadi mitra nelayan jangka panjang. "Pluit City kami harap terus memberikan bantuan untuk masuk pesantren, sekolah mengaji gratis, bahkan kalau perlu diperbanyak memberikan beasiswa pendidikan dan kuliah."
Nunung, seorang nelayan Muara Angke menambahkan, apa salahnya kalau warga Muara Angke ingin anak-anaknya bisa bekerja di Pluit City. "Sekarang cari ikan di Angke sudah susah karena airnya penuh limbah, kalau bisa anak kami punya pendidikan tinggi dan bisa kerja di Pluit City."
Sekarang, terang Nunung, kalau mau nyari ikan di Angke itu harus berlayar ke tengah, sekitar 3 kilometer dari daratan. Di sana dapat air jernih yang ada ikannya. "Kalau di dekat daratan, apalagi yang mau direklamasi, ikannya sudah tak ada. Sebab airnya penuh limbah dari limbah rumah tangga dan industri," kata Nunung.
Sementara itu, AVP Public Relations and General Affair Pluit City Pramono mengatakan, Pluit City akan memprioritaskan rekrutmen kerja dari warga Muara Angke. Alasannya, mereka merupakan warga sekitar yang perlu diutamakan.
"Kami akan mencarikan pekerjaan sesuai dengan kemampuan mereka. Pembangunan Pluit City ada fasenya, kalau masa kontruksi bisa menyerap banyak tenaga kerja, mungkin bisa sampai 10 ribu tenaga kerja," kata Pramono.