Ahad 06 Dec 2015 20:44 WIB

Niat Silaturahim Satu Keluarga Ini Berujung Duka

Rep: c33/ Red: Nidia Zuraya
Petugas melakukan evakuasi bangkai Bus Metromini pascatabrakan dengan KRL di Kawasan Stasiun Angke, Jakarta Barat, Ahad (6/12).  (Republika/WIhdan)
Petugas melakukan evakuasi bangkai Bus Metromini pascatabrakan dengan KRL di Kawasan Stasiun Angke, Jakarta Barat, Ahad (6/12). (Republika/WIhdan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Maut datang tanpa bisa diduga. Begitulah yang terjadi pada pasangan suami istri Slamet Murjaki dan Elimah. Niat keduanya untuk bersilaturahim mengunjungi kerabat terpaksa pupus lantaran menjadi korban kecelakaan antara metromini dan kereta pada pukul 08.43, Ahad (6/12) di palang perlintasan kereta Jalan Tubagus Angke.

Dalam kecelakaan itu, nasib sang suami, Slamet, lebih beruntung daripada istrinya, Elimah. Sebab, pria yang tercatat berusia 23 tahun itu hanya menderita luka lecet saja di beberapa bagian tubuh. Sedangkan Elimah menjadi korban tewas dalam peristiwa itu.

Wanita yang lahir pada 10 April 1996 itu meninggal dengan diagnosis kekurangan cairan tubuh diduga karena perdarahan organ dalam pada perut. Ia sempat masih bernapas usai kecelakaan sebelum akhirnya tewas di rumah sakit.

Menurut pengakuan dari keluarga Slamet, Murtaji, keduanya berencana menemui kerabatnya di daerah Cengkareng. Slamet dan Elimah pun ternyata berangkat bersama dua anggota keluarga lainnya. Namun sampai sekarang, nasib dua anggota keluarganya itu belum diketahui.

"Mereka tuh berangkat berempat awalnya mau ke Cengkareng. Tapi siapa sangka malah jadi ada kecelakaan begini. Slamet dan Elimah itu baik dan sayang sama keluarga," katanya, Ahad (6/12).

Murtaji menjelaskan awalnya ia tidak mengetahui kalau pagi itu keluarganya akan dilanda musibah kecelakaan. Ia baru mengetahui perihal kecelakaan itu dari tetangganya yang melihat pemberitaan. "Setelah tahu kecelakaan itu saya langsung mencari korban dia rumah sakit. Habis itu saya hubungi keluarga lain untuk menyusul ke rumah sakit," katanya.

Menurut pengakuannya pula, ia menceritakan betapa Slamet sangat terpukul dengan kematian istrinya itu. Slamet, dikatakannya terus meronta meratapi istrinya yang pergi lebih dulu. Nantinya, Elimah direncanakan akan dikebumikan di Cilacap, Jawa Tengah.

"Saya sempat melihat kondisi Slamet dan tidak kuat melihatnya karena dia menangis dan meronta," ujarnya.

Baca juga: Model Setoran Penyebab Sopir Metromini Ugal-ugalan

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement