REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Kabid Dokkes) Polda Metro Jaya Kombes Pol Musyafak menyatakan hanya tinggal satu jenazah korban tabrakan metromini vs kereta commuter line (KRL) yang masih ada di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat. Belum ada keluarga yang mengklaim jenazah.
Musyafak mengatakan, sampai saat ini masih belum bisa mengidentifikasi jenazah korban kecelakaan dahsyat tersebut. Selain itu, ia juga belum menerima laporan mengenai keluarga yang kehilangan anggotanya. Sehingga sampai saat ini, ia beserta tim Dokkes dan DVI Mabes Polri berusaha mempercepat identifikasi korban itu.
"Sampai saat ini masih ada satu jenazah yang belum teridentifikasi dan belum ada yang mengaku sebagai keluarganya," katanya, Senin (7/12).
Baca: Posisi Metromini Terjepit di Bagian Bawah Kereta
Ia mendeskripsikan jenazah berjenis kelamin pria, berusia sekitar 29-30 tahun dan memiliki tinggi badan sekitar 162 cm. Ketika diminta menjelaskan mengenai ciri-ciri khusus pada diri jenazah supaya mudah dikenali, ia menolak. Ia mengkhawatirkan adanya pihak-pihak yang mengaku sebagai anggota keluarga korban tersebut.
"Ciri-ciri fisik tidak disampaikan karena takut ada orang yang berpura-pura kehilangan anggota keluarganya," jelasnya.
Hingga siang ini, ia mengkonfirmasi bahwa ke-16 jenazah sudah dibawa pulang oleh anggota keluarganya sejak dini hari tadi. Sedangkan pada sekitar pukul delapan pagi, hadir anggota keluarrga Sohadi, ia adalah jenazah ke-17 yang baru saja teridentifikasi.
"Tadi pagi jenazah ke-17 sudah diambil keluarganya. Jenazah berusia 31 tahun dan merupakan orang Tegal," katanya.
Sebelumnya, metromini nomor 80 jurusan Jembatan Lima-Kalideres dan kereta nomor 1528 jurusan Jatinegara-Angke terlibat kecelakaan maut pada Ahad, (6/12) sekitar pukul 08.48. Kecelakaan yang terjadi di perlintasan Jalan Tubagus Angke, Tambora, Jakarta Pusat itu memakan 18 korban jiwa.
Baca juga: Megawati Resah UUD Mudah Diamandemen