REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kecelakaan yang sering menimpa Metromini dan Kopaja tidak lantas membuat warga DKI Jakarta meninggalkan moda angkutan tersebut. Pasalnya, warga membutuhkan angkutan umum yang mampu menjangkau wilayah-wilayah terdekat agar memudahkan transportasi mereka.
"Itu bukti bahwa Transjakarta belum bisa melayani keseluruhan warga Jakarta," kata pengamat transportasi, Azas Tigor Nainggolan kepada Republika.co.id.
Menurut dia, Transjakarta kesulitan mengangkut warga dari daerah pemukiman sehingga harus bekerja sama dengan angkutan-angkutan umum di pemukiman. Semua ini harus dibangun dengan sistem pelayanan satu. "Orang-orang tidak ada pilihan, jadi terpaksa naik Metromini meski sopirnya ugal-ugalan," kata Ketua Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA) ini.
Transjakarta belum mampu menjadi jawaban atas sistem transportasi Jakarta. Selain karena rute yang hanya terdapat di jalan-jalan besar, waktu yang dihabiskan warga untuk menunggu kedatangan bus tersebut juga lama. Bahkan, Transjakarta sering mogok dan terbakar. (Baca: Pengelola Metromini: Ahok Dibohongi Kepala Dinas).
Selain menjadi pengamat transportasi, Tigor juga merupakan pengelola Metromini. Ia punya delapan unit Metromini sehingga tahu betul bagaimana sikap Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terhadap angkutan itu. "Kadishub hanya ngomong doang mau bikin ini itu, tapi kami sebagai pemilik Metromini tidak pernah dipanggil," katanya.