Selasa 08 Dec 2015 18:19 WIB

Jokowi Marah, PKB: Ini Bisa Jadi Momen untuk Reshuffle

Anggota Dewan Syuro DPP PKB Maman Imanulhaq.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Anggota Dewan Syuro DPP PKB Maman Imanulhaq.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo mengungkapkan kemarahannya setelah membaca lengkap transkrip rekaman, atas kasus pencatutan nama dalam kasus pembagian jatah saham PT Freeport Indonesia.

Ketua Dewan Syuro DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Maman Imanul Haq mengatakan kemarahan Presiden Jokowi, bisa menjadi momentum untuk membersihkan menteri-menterinya yang diduga terlibat dalam kasus tersebut.

"Ini bisa juga jadi momen Pak Jokowi untuk melakukan reshuffle (perombakan), bahwa ada beberapa menterinya belum bisa mengawal Nawacita, alih-alih mengawal justru malah bersekongkol," katanya, Selasa (12/8).

(Baca: Jokowi Marah Setelah Baca Lengkap Transkip Rekaman)

Ia melanjutkan, dalam polemik pembahasan perpanjangan kontrak PT Freeport, setidaknya ada dua nama menteri yang disebut-sebut dalam rekaman percakapan antara Ketua DPR Setya Novanto, pengusaha Riza Chalid dan Presdir PT Freeport Maroef Sjamsoeddin, yakni Menteri ESDM Sudirman Said dan Menkopolhukam Luhut Binsar Panjaitan.

"Bahkan nama Luhut disebut sebanyak 66 kali dalam rekaman percakapan 'papa minta saham'," ujarnya.

Selain itu, kemarahan Presiden Jokowi pun dapat diartikan sebagai warning yang ditujukan kepada para penegak hukum yakni kepolisian, kejaksaan maupun KPK. Menurutnya ketika rekaman itu dibuka seharusnya kejaksaan dan kepolisian dan KPK bertindak cepat.

"Bukan hanya wait and see, karena ini akan memicu kamarahan publik. Saya mau mengatakan kemarahan Jokowi adalah representasi kemarahan publik itu sendiri, dan ini sebagai warning bagi institusi penegak hukum yang terlalu lamban bertindak," ujar anggota komisi VIII DPR RI itu.

(Baca juga: Soal Freeport, Megawati: Ya Allah, tak Salah Ributnya Panjang Seperti Ini...)

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement