REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta agar pelaksanaan pemilihan kepala daerah serentak dapat diawasi bersama-sama.
Sehingga, proses penyelenggaraan pilkada pun dapat dilakukan dengan terbuka atau transparan.
"Setiap langkah-langkah demokrasi tentu perlu diamati dan disaksikan agar semua yang dilakukan itu transparan dan terbuka sehingga dapat disaksikan dan akuntabel untuk menjamin hak-hak masyarakat itu dilaksanakan dengan sebaik-baiknya," kata JK saat membuka acara Election Visit Program for Head of Regional Election 2015 di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (8/12).
Saat membuka acara ia pun menyampaikan apresiasinya kepada para peserta program baik dari internasional maupun nasional yang akan melakukan pengamatan atau mengawasi jalannya pilkada esok hari.
"Saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih atas perhatiannya untuk menjadi observed atau mengunjungi pemilu, pemilihan bupati kepala daerah pada esok hari," tambah JK.
Sementara itu, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Husni Kamil Manik, menyampaikan para peserta program kunjungan pemilu tersebut akan mengunjungi lokasi tempat penyelenggaraan pemungutan suara di Tangerang Selatan.
Dalam kunjungan ke lokasi pemungutan suara itu, Husni berharap dapat memberikan penjelasan kepada para peserta program kunjungan pemilihan umum terkait upaya yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemilu umum di Indonesia.
Ia juga menyampaikan, Indonesia telah mengalami kemajuan dalam praktek demokrasi. Perkembangan pelaksanaan pemilihan umum pun dapat terlihat dalam praktek pemilihan anggota legislatif maupun pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2014 lalu.
Penyelenggaraan pilkada serentak pada 9 Desember esok akan dilakukan di sembilan provinsi untuk pemilihan gubernur dan wakil gubernur, serta 260 daerah untuk pemilihan bupati dan wakil bupati dan atau walikota dan wakil walikota.
Program kunjungan pemilu ini diikuti para penyelenggara pemilu atau KPU dari luar negeri, seperti dari Malaysia, Thailand, Srilangka, Bangladesh, Tunisia, Palestina, Korea Selatan, dan Australia. Selain itu, sebanyak 25 peserta dari kedutaan besar negara sahabat juga turut menghadiri acara ini serta peserta dari lembaga-lembaga pemerhati dan penggiat pemilu baik internasional maupun nasional.
"Yang keempat peserta dari perguruan tinggi, 10 rektor dari universitas terkemuka di Indonesia. Dan yang kelima peserta dari kementerian dan lembaga terkait," kata Husni.