Ahad 13 Dec 2015 13:02 WIB

Imam Masjid New York: Warga Nonmuslim AS Tolak Donald Trump

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Nur Aini
Imam Masjid Al Hikmah New York, Imam Shamsi Ali.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Imam Masjid Al Hikmah New York, Imam Shamsi Ali.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Imam Masjid New York Amerika Serikat Muhammad Syamsi Ali menanggapi pernyataan kandidat calon presiden AS Donald Trump yang melarang Muslim masuk AS. Menurutnya, saat ini banyak warga Amerika nonmuslim yang berbalik antipati terhadap pernyataan tersebut.

"Sudah tiga kota yang saat ini menolak kedatangan Trump, sebab mereka menilai Trump rasis," katanya, di acara rangkaian Gerakan Shalat Subuh Berjamaan dan Kuliah Subuh, di Bandung, Ahad (13/12).

Akibat ulah Trump itu, kata Syamsi, memang tidak sedikit nonmuslim yang malah berbalik ingin masuk Islam. Di New York, sedikitnya terdapat 120 ribu warga Muslim yang sejak lama mampu hidup berdampingan dengan kalangan, ras,dan agama manapun.

"Kami ingin selalu sampaikan kepada dunia bahwa Islam selalu mengajarkan keadilan dan toleransi," katanya. (Baca: 9 Komentar Donald Trump yang Menyakiti Umat Muslim)

Syamsi Ali dikenal sebagai pribadi yang mudah bergaul dengan orang dari berbagai kalangan. Shamsi berteman dengan mantan presiden AS George W. Bush yang kerap bersikap keras kepada negara Muslim, namun selang beberapa hari setelah peristiwa September 11 September 2001, Bush memilih Syamsi mewakili komunitas Muslim guna mengunjungi lokasi kejadian.

Selain Bush, mantan presiden AS lain seperti Bill Clinton juga menuliskan kata sambutan di buku memoir-nya yang berjudul Sons Of Abraham, yang ditulis Syamsi bersama dengan seorang Rabi Yahudi yang juga teman dekatnya.

Di mata Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, Syamsi Ali yang asal Bulukumba, Sulawesi Selatan ini merupakan sosok rendah hati yang sudah mampu menjadi duta dunia Islam. Jadi, bukan hanya duta Indonesia di negara Barat.

"Prinsipnya ajaran Islam itu humble, budaya Nusantara juga rendah hati, itu lah sebabnya banyak orang Barat mencari imam dan pemuka Islam selalu Syamsi Ali dari Indonesia, bukan dari negara lainnya," katanya.

Selain humble, Syamsi dinilai Aher juga sebagai pribadi yang memiliki pengetahuan luar biasa dengan wawasan ke-Islam-an yang memadai plus kemampuan komunikasi publik yang mengalir. "Inilah yang membuat saya dan beliau yang belum kenal lama, baru kenal dari media sosial dan pesan instan, namun kami sudah sama memiliki keakraban yang terjalin dengan baik," katanya. (Baca juga: Aher Menilai Pernyataan Donald Trump Untungkan Islam)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement