Selasa 15 Dec 2015 12:51 WIB
Setnov Diminta Mundur

Aksi Anggota DPR Menuntut Setya Novanto Mundur di Rapat Paripurna

:  Ketua DPR Setya Novanto usai mengikuti Sidang perkara dugaan pelanggaran kode etik Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) secara tertutup di Kompleks Parlemen, Senanyan, Jakarta, Senin (7/12).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
: Ketua DPR Setya Novanto usai mengikuti Sidang perkara dugaan pelanggaran kode etik Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) secara tertutup di Kompleks Parlemen, Senanyan, Jakarta, Senin (7/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian anggota dewan meminta Setya Novanto mundur dari jabatannya sebagai Ketua DPR RI demi melindungi institusi itu dari kehancuran.

"Pernyataan sikap akan dibacakan oleh salah seorang anggota DPR RI dalam forum rapat paripurna," kata Anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Charles Honoris di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Selasa (15/12).

Sikap sebagian wakil rakyat itu juga ditandai dengan memasang stiker warna hitam di lengan kiri yang bertuliskan "save DPR" saat menghadiri rapat paripurna. Sementara sebagian anggota DPR RI lainnya tidak memasang stiker "save DPR" di lengan kirinya.

Menurut Charles, Novanto diminta mundur dari jabatannya sebagai ketua DPR RI karena dinilai telah melakukan pelanggaran etika. Charles menyatakan sikap "save DPR" itu sikap anggota DPR RI lintas partai, bukan sikap dari fraksi-fraksi.

(Baca: Amien Rais Merasa Difitnah Soal Freeport)

Sementara itu, anggota DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra Desmond J Mahesa mengatakan, fraksinya menyatakan sikap untuk melindungi DPR dari kehancuran. Menurut Desmond, sikap Fraksi Partai Gerindra tersebut menyikapi jalannya sidang Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) yang berjalan tidak fokus serta ada sejumlah anggota yang dinilai tidak paham mekanisme sidang.

(Baca: Gerindra: Usut Pihak di Balik Upaya Perpanjangan Kontrak Freeport)

Menurut dia, sidang MKD menghadirkan terperiksa untuk mengungkap fakta-fakta dan mengonfirmasi barang bukti dengan fakta-fakta, tapi ada anggota yang melakukan interupsi pada pimpinan sidang dan ada juga yang menyampaikan opini-opini yang tidak objektif.

"Fraksi menunggu keputusan MKD dan berharap MKD dapat membuat keputusan yang objektif," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement