REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Dinas Pertambangan dan Energi Nusa Tenggara Barat mendata sekurangnya 387.041 kepala keluarga di daerah itu belum menikmati layanan listrik, terutama yang bermukim di daerah terpencil.
"Jumlah warga yang belum menikmati listrik itu 28,69 persen atau 387.041 kepala keluarga," kata Sekretaris Dinas Pertambangan dan Energi (Distanben) NTB H Muhammaddi di Mataram, Selasa (15/12).
Menurut dia, masyarakat yang belum menikmati aliran listrik tersebut, tersebar di 10 kabupaten/kota di provinsi itu, dimana kota Mataram menjadi wilayah tertinggi mendapat aliran listrik dan kabupaten Lombok Barat yang terendah. "Kebanyakan masyarakat yang belum menikmati aliran listrik ini bermukim di daerah terpencil," ujarnya.
Saat ini, kata dia, jumlah warga NTB yang telah menikmati aliran listrik sebanyak 1.369.813 jiwa atau 71,31 persen. Dengan, kata lain jumlah masyarakat NTB hingga triwulan ke III di 2015 yang telah menikmati aliran listrik mencapai 71,31 persen.
"Secara nasional memang kita masih di bawah 85 persen. Tetapi dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia, kita termasuk yang tertinggi rasio elektrifikasi kelistrikannya," jelasnya.
Ia menambahkan, sejak tiga tahun terakhir pemerintah provinsi telah melaksanakan program penyediaan listrik gratis kepada warga, terutama yang bermukim di daerah terpencil, dimana di tahun 2014 sebanyak 1.730 rumah tangga sasaran (RTS), tahun 2015 sebanyak 2.060 RTS, dan tahun 2016 direncanakan 500 RTS.
Selain penyediaan listrik gratis, pemerintah provinsi juga telah membangun sejumlah PLTMini atau PLTMH on grid dan off grid di 10 kabupaten/kota, sejak tahun 2019 sampai 2014, meliputi Lombok Barat, Lombok Utara, Lombok Tengah, Lombok Timur, Sumbawa Barat, Sumbawa, Dompu, Bima dan kota Bima.
Bahkan, pihaknya juga telah melaksanakan pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di enam wilayah, meliputi kabupaten Bima, Sumbawa, Lombok Timur, Lombok Barat, dan Lombok Utara.
Karena itu, lanjutnya, dengan program pemasangan listrik gratis tersebut, diharapkan penduduk NTB yang akan menikmati aliran listrik semakin tinggi. Kendati demikian, usaha percepatan pembangunan infrastruktur listrik tersebut, juga harus di dukung finansial yang kuat, sehingga capaian rasio elektrifikasi sesuai target, bahkan lebih besar bisa tercapai.
"Melalui peningkatan upaya pemanfaatan potensi energi baru terbarukan bagi wilayah yang tidak dilalui jaringan listrik PLN (off-grid) juga terus diupayakan agar bisa menikmati listrik," ujarnya.