Kamis 17 Dec 2015 01:01 WIB

Peristiwa Dunia Februari 2015: Malaysia Lecehkan TKI, Brasil Permalukan Indonesia

Red: Didi Purwadi
Gerilyawan Houthi (ilustrasi)
Foto:
Xanana Gusmao

SANAA -- Kelompok Houthi akan mulai membentuk pemerintahan Yaman yang baru pada Rabu (4/2). Dilansir dari Al Arabiya, Houthi memberikan tenggang waktu tiga hari untuk membahas kekosongan kepemimpinan. Houthi mendesak partai yang ada di Yaman untuk memberikan solusi dan mengisi kekosongan.

Namun jika dalam tiga hari tidak membuahkan hasil, maka Houthi akan menguasai negara. Batas waktu ini berlaku sejak Ahad (1/2) ketika partai presiden yang telah digulingkan Ali Abdullah Saleh bertemu dengan kelompok Houthi.

Houthi menguasai Sanaa September lalu dan berhasil merebut istana serta gedung pemerintahan lainnya pada 20 Januari. Perebutan ini mengakibatkan Presiden Abedrabbo Mansour Hadi mengundurkan diri.

PBB berusaha untuk menengahi krisis politik yang terjadi di Yaman. Namun partai politik yang ada menghentikan negosiasi dengan kelompok Houthi yang menguasai pemerintah Yaman.

Seorang politisi senior Yaman mengatakan pada Al Jazirah banyak pihak menuntut agar parlemen bersidang untuk mempertimbangkan kembali pengunduran diri Abd Rabbu Mansour Hadi sehingga dapat memimpin kembali selama masa transisi.

Berdasarkan undang-undang di Yaman, jika presiden mengundurkan diri, maka kepemimpinan sementara akan diisi oleh ketua parlemen hingga pemilu berikutnya berlangsung.

Houthi menolak kepemimpinan parlemen dan mengeluarkan ultimatum tiga hari. Ratusan warga mendukung ultimatum Houthi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement