Senin 28 Dec 2015 23:21 WIB

Tak Lama Lagi, Malang Miliki BRT

Bus Rapid Transit (BRT)
Foto: wikipedia
Bus Rapid Transit (BRT)

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Wilayah Malang raya tidak lama lagi segera memiliki transportasi massal yang terkoneksi dan melintasi tiga wilayah itu, yakni "Bus Rapid Traffic" (BRT).

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang Dr Handi Priyanto mengemukakan BRT tersebut rencananya akan melintasi tiga wilayah di Malang raya, yakni Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu.

"Kami berharap bus massal (BRT) tersebut mampu memenuhi kebutuhan transportasi masyarakat di wilayah Malang raya, sekaligus berfungsi untuk mengurai kemacetan. Begitu tiga daerah di Malang raya siap, BRT akan dioperasikan," ujarnya.

Untuk tahap awal pengoperasian, lanjutnya, akan disiapkan 50 bus hibah dari Kementrian Perhubungan. Sambil menunggu datangnya BRT tersebut, Dishub di Malang raya menyiapkan haltenya. Halte yang bakal dibangun itu disesuaikan dengan rute bus, rencanaya rute bus akan melewati Lawang, Kota Batu, Kota Malang, dan Kepanjen.

Meski nantinya ada BRT, kata Handi, tidak akan mematikan angkutan umum yang selama ini telah beroperasi di Kota Malang karena rute yang dilalui oleh BRT berbeda dengan rute angkutan umum. "Angkutan lain tidak dimatikan, namun akan difungsikan sebagai pengumpan penumpang, artinya kita padukan peran bus dan angkutan umum," tuturnya.

Sebelumnya, Kepala Bappeda di wilayah Malang raya juga berkomitmen akan membangun infrastruktur jalan yang terkoneksi, khususnya jalan-jalan alternatif guna mengurai kemacetan arus lalu lintas di tengah kota.

Contohnya, jalan alternatif dari Lawang (Kabupaten Malang) langsung menuju Kota Batu lewat Wonosari dan jalan tembus mulai dari kawasan Dieng (Kabupaten Malang) langsung ke Junrejo (Kota Batu), sehingga tidak melewati jalur tengah Kota Malang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement