REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Sebanyak 200 rumah tidak layak huni (rutilahu) di Kota Kupang akan dibedah selama 2016. Bedah rumah dilakukan sebagai bentuk pelayanan publik kepada warga Kota Kupang, kata Wali Kota Kupang Jonas Salean.
"Hal ini merupakan program dari pemerintah sebagai bagian meningkatkan kesejateraan masyarakat," kata wartawan usai menghadiri acara pesta kembang api di Kupang, Jumat (1/1).
Saat ini, lanjut Wali Kota, pemerintah Kota Kupang sudah mendata rumah-rumah warga mana saja yang tidak layak huni agar bisa dibedah (direnovasi). Ia mengakui bahwa sebagai ibu Kota Provinsi NTT, masih banyak rumah tidak layak huni yang masih di miliki masyarakat di Kota Kupang.
Bedah rumah tersebut, lanjut dia, juga bagian dari memberikan penataan kota agar lebih indah jika di lihat. "Pokoknya tahun ini kita fokus masalah kesejateraan masyarakat dulu. Ini juga bagian dari Resolusi Pemkot untuk Kupang yang lebih baik lagi," ujarnya.
Dana yang disiapkan untuk membedah rumah masyarakat menurut Jonas, nanti akan diberikan ke masing-masing kepala keluarga untuk di kelolah dana sebanyak Rp25 juta. "Masing-masing KK akan mendapatkan Rp25 juta, oleh karena itu, kami harapkan bisa dikelolah secara baik dana tersebut demi pembangunan rumah yang layak huni," ujarnya.
Di samping 200 rumah tidak layak huni yang akan dibedah selama 2016, Pemkot Kupang juga tahun ini memfokuskan program pembangunan rumah layak huni dan lantainisasi bagi masyarakat tidak mampu.
"Sama seperti bedah rumah, saat ini kita juga sudah mendata kurang lebih ada 400 warga Kupang yang akan menerima pembangunan rumah serta Lantainisasi dan ini diberikan cuma-cuma oleh pemerintah," ujarnya.