REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Institut Analisis Kebijakan Konflik Sidney Jones mengatakan alasan ISIS tidak tumbuh subur di Indonesia adalah kondisi politik yang cukup stabil. Pemerintah Indonesia juga bukanlah pemerintah yang mudah menerapakan kebijakan represif.
Dilansir dari the atlantic bukanlah hal yang aneh jika keberadaan ISIS hampir tidak terlihat. Karena dari 200 juta penduduk Indonesia hanya sebagian kecil saja yang berangkat ke Suriah. "Indonesia tidak memiliki pemerintahan yang represif, tidah sedang dijajah, kondisi politik yang stabil, dan muslim disana bukan minoritas yang teraniaya," ujar dia.
Menurut Jones bayak warga negara yang bergabung dengan ISIS karena negaranya cenderung memiliki politik represif seperti Arab Saudi dengan 2.500 orang (pengikut ISIS), negara yang kondisi politiknya tidak stabil seperti Tujisia dengan 6.000 orang dan negara yang muslimnya minoritas dan didiskriminasi seperti Rusia dengan 2.400 orang. Meskipun Indonesia pernah memiliki kelompok radikal tetapi hanya melakukan gerakan di tingkat lokal saja.
Selain itu demokrasi di Indonesia mampu mengkondisikan masyarakat dengan paham radikal menerapkan hukum Islamnya sendiri tanpa harus menggunakan tindakan kekerasan. Jones mengakui bahwa beberapa kelompok memanfaatkan kondisi tersebut untuj melakukan kekerasan tetapi masih dalam batas tertentu.