REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Golkar versi Munas Ancol, Priyo Budi Santoso mengatakan persoalan sepele masalah tunggakan listrik di Kantor DPP bisa diselesaikan secara adat. Tunggakan tersebut baru terjadi ketika kantor tersebut dipakai berdua oleh kubu Agung dan kubu Ical.
Priyo menilai masalah sepele tersebut bukan berarti Golkar tak punya uang. Tetapi ini terkait masalah saling tunggu dari pihak Agung melalui bendaharanya Sari Yuliati dan pihak Ical melalui bendaharanya Bambang Soesatyo.
"Itu kan mereka sama sama menawan. Selesaikan lah secara adat. Masalah sepele saja kok. Karena mereka saling tunggu. Kantor kan dipakai berdua, ya bayarnya berdua dong," ujar Priyo saat ditemui Republika.co.id di Komplek Parlemen, Senin (4/1).
Priyo mengatakan masalah listrik tersebut baru terjadi pada dua bulan terakhir. Tunggakan listrik tersebut mencapai 400 juta perbulan. Belum lagi terkait beberapa pegawai DPP yang belum digaji oleh para pengurus partai.
Sejak dua bulan yang lalu, kantor partai berlambang beringin tersebut tampak gelap. Hanya ada beberapa penerangan melalui lilin yang dipasang oleh para penjaga kantor DPP. Ternyata, kantor tersebut sudah menunggak pembayaran listrik hingga dua bulan.