REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan mengapresiasi Densus 88 dan Polda Jabar yang sudah melakukan deteksi dini. Sehingga, bisa melakukan penggeledahan teroris di salah satu daerah di Jabar.
"Luar biasa. Kami apresiasi yang sudah melakukan tindakan dini. Tapi, kewaspadaan harus ada pada masyarakat agar waspada," ujar Heryawan yang akrab disapa Aher kepada wartawan, Senin (11/1).
Aher pun mengimbau kepada pemilik rumah kontrakan atau kos-kosan untuk mewaspadai seluruh penghuninya. Ini, sebagai bentuk antisipasi dini terorisme.
"Kami minta masyarakat untuk tetap waspada, kos-kosan waspada, biasanya mereka (teroris) menggunakan kos-kosan atau kontrakan," katanya.
Masyarakat yang punya kos-kosanan atau kontrakan, kata dia, harus memperhatikan siapa yang mengontrak di tempatnya. Pemilik kos-kosan atau kontrakan dan RT/RW setempat harus segera mendata penghuni baru yang masuk agar bisa terpantau dengan baik gerak-geriknya.
"Kalau ada penghuni kosan yang baru segera diadministrasikan dengan RT/RW terkait, jangan dibiarkan atau lama tidak dilaporkan,"katanya.
Kemudian, kata dia, harus ada pengawasan dari RT/RW untuk mengawasi kegiatan rumah tangga yang ada di wilayahnya. Jika hal tersebut telah dilakukan maka ketika ada kecurigaan terhadap warga atau penghuni kontrakan/kosan-kosan yang jarang bergaul atau bersosialisasi bisa dilakukan lebih cepat.
"Biasanya mereka (teroris) jarang bergaul namun ada juga yang supel dan ketika ada kecurigaan terhadap seseorang dalam tindakan segera laporkan kepada yang berwenang," katanya.
Perlu diketahui, Densus 88 Mabes Polri dan Polda Jawa Barat yang berhasil mengamankan tiga orang terduga terorisme yakni MAS, AS dan AA terkait jaringan teroris kelompok Solo, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu, di Bandung dan Jakarta.