REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA --- Satu lagi warga meninggalkan keluarganya tanpa tujuan yang jelas. Kali ini seorang pegawai negeri sipil (PNS) di Surabaya bernama Faradina Ilma (25).
Warga asal Semarang yang tinggal di kos-kosan, Jalan Kebon Sari Manunggal, Jambangan, Nomor 14, Kota Surabaya, ini awalnya sempat berpamitan kepada teman-teman satu kosnya. Namun, ia tak memberi tahu apa rencana dan tujuan kepergiannya. Faradina pergi dari kosnya pada 23 November 2015. Dia pun meninggalkan semua barang-barang dan kelengkapan kerjanya.
Sehari sebelum pergi, Faradina sempat meminta izin kepada instansi tempatnya bertugas dengan alasan ia mengalami sakit dan berencana untuk pulang ke Semarang.
Namun, kenyataannya Faradina tidak pulang ke Semarang. Ia justru menyurati keluarganya. Dalam isi surat itu, Faradina menyatakan pamit kepada orang tuanya. Kendati demikian, dalam kalimat terakhir di surat tersebut, Faradina mengatakan kepergiannya tidak ada hubungannya dengan Gafatar.
Kapolsek Jambangan Kompol Denny Yulianto mengonfirmasi hal tersebut. Dari hasil penyelidikan, kata Denny, sebelum pergi beberapa kali, tempat kos Faradina didatangi seorang pria yang mengaku bernama Eko. Pria ini kerap mengajak diskusi Faradina dan teman-temannya tentang banyak hal, termasuk mendalami Gafatar.
"Benar, laporan dari keluarga dan teman kos-kosannya. Faradina pergi dua bulan lalu. Dia sempat pamit ke keluarganya lewat surat. Setelah kami melakukan penyelidikan, ada temannya bernama Eko yang sering mengajaknya mengetahui tentang Gafatar," tutur Denny di Polsek Jambangan, Surabaya, Selasa (12/1).
Hingga kini, Polsek Jambangan berkoordinasi dengan Polrestabes Surabaya dan Polda Jawa Timur masih melakukan penyelidikan lebih lanjut tentang kepergian Faradina. Selain itu, polisi juga tengah melakukan pencarian sosok Eko yang diketahui merupakan teman Faradina.