REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keberadaan organisasi kemasyarakatan (ormas) semestinya tidak menambah masalah di tengah masyarakat. Menurut Ketua Komisi VIII DPR, Saleh Partaonan Daulay, ormas Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) telah mengganggu keamanan.
Dia menuturkan, pola-pola perekrutan yang dilakukan Gafatar menimbulkan keresahan karena membuat orang-orang menjauh dari sanak keluarganya. Apalagi, belakangan Gafatar disebut sebagai aliran sesat.
"Gafatar, dari karakteristik dan pola gerakannya, termasuk salah satu yang menyimpang dan bisa membahayakan kehidupan sosial," kata politikus PAN itu dalam pesan singkatnya, Rabu (13/1).
Mengatasi persebaran Gafatar dan ormas-ormas sejenisnya memerlukan kolaborasi antara pemerintah dan terutama masyarakat. Sebab, kata Saleh, masyarakatlah yang paling tahu apa yang terjadi di lingkungannya.
Bila masyarakat mengamati ada yang aneh dengan gelagat ormas tertentu, secepatnya melapor ke pihak kepolisian. Untuk diketahui, pemberitaan mengenai Gafatar diawali dari viral di media sosial mengenai hilangnya seorang dokter dan anaknya.
(Baca: Gafatar Sembunyi-Sembunyi di Sumatra Barat)
"Pemerintah juga dituntut bekerja sama dengan organisasi-organisasi keagamaan dalam memberikan pencerahan kepada masyarakat. Tokoh-tokoh ormas yang dikenal dan diakui kredibilitasnya diyakini sangat efektif dalam membentengi umat," ujar Saleh.
Menurut pengamatannya, pola perekrutan anggota Gafatar dilakukan tergantung pada target sasaran. Termasuk di antaranya, Gafatar melakukan pendekatan yang menarik simpati umum, melalui kerja-kerja bakti sosial.