Kamis 14 Jan 2016 09:30 WIB

Gubernur NTB Minta MUI Antisipasi Gafatar

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Winda Destiana Putri
  Warga melihat tabloid Gafatar (Gerakan Fajar Nusantara) terbitan 2014 di Jombang, Jawa Timur, Rabu (13/1).
Foto: Antara/Syaiful Arif
Warga melihat tabloid Gafatar (Gerakan Fajar Nusantara) terbitan 2014 di Jombang, Jawa Timur, Rabu (13/1).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Gubernur Nusa Tenggara Barat, TGH Muhammad Zainul Majdi meminta kepada Majelis Ulama Indonesia untuk melakukan langkah antisipasi terhadap perkembangan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).

Termasuk memberikan pencerahan kepada masyarakat mengenai Gafatar.

"Gubernur meminta kepada MUI untuk melakukan langkah antisipasi dan menyosialisasikan kepada masyarakat tentang perkembangan Gafatar," ujar Gubernur NTB melalui Kepala Biro Humas dan Protokoler Setda NTB, Yusron Hadi kepada wartawan di Kota Mataram, Rabu (13/1).

Ia menuturkan, MUI harus mampu memberikan pencerahan dan segera mengantisipasi gerakan tersebut. Sebab, langkah antisipasi dilakukan terhadap gerakan yang membawa aliran sesat ini tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri.

Menurutnya, tidak hanya itu, masyarakat harus mewaspadai terhadap gerakan yang mengklaim tidak mewajibkan anggotanya shalat dan menolak Nabi Muhammad SAW adalah nabi terakhir. Selain itu, masyarakat harus mengantisipasi sejak dini hari.

Sebelumnya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Nusa Tenggara Barat mengungkapkan terdapat salah satu mahasiswa Fakultas Ekonomi, Universitas Mataram (Unram), Rani Pradini Putri yang hilang sejak Mei 2015 diduga bergabung dengan aliran sesat Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).

"Diketahui sejak Mei 2015, sampai sekarang Rani Pradini Putri, Mahasiswa semester tiga Unram asal Sandik, Gunung Sari, Lombok Barat belum ada kabarnya," ujar Ketua MUI NTB, Saiful Muslim kepada wartawan di Mataram, Rabu (13/1).

Ia menuturkan, yang bersangkutan diduga bergabung dengan Gafatar karena dipengaruhi oleh tetangga rumahnya, Hafil yang merupakan aktivis Gafatar.

Dirinya menuturkan, informasi tersebut diperoleh dari  aparat kepolisian dan tengah menyelidiki masalah tersebut termasuk menyelidiki identitas Hafil.

"Yang jelas dipaksa ikut atau diajak atau mau sendiri saya gak tahu. Polisi tengah mengusut," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement