Kamis 14 Jan 2016 19:43 WIB

Ini Kronologi Serangan Teror Sarinah Menurut Tito Karnavian

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Bilal Ramadhan
Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian menuturkan kronologi serangan Sarinah, Kamis (14/1). Peristiwa diawali dengan serangan bom bunuh diri di Starbucks Cafe, yang berada di gedung Djakarta Theater, sekitar pukul 10.50 WIB. Sementara, dua pelaku teroris lainnya menunggu di luar cafe.

Setelah bom meledak, dua pelaku langsung menembaki pengunjung cafe yang panik berhamburan keluar. Dua Warga Negara Asing (WNA) menjadi korban tembakan. "Satu WNA Kanada meninggal dunia, satunya lagi dalam keadaan hidup," ucap Tito dalam konferensi pers di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (14/1).

Pada saat yang sama, dua orang pelaku lainnya menyerang Pos Polisi yang berada di persimpangan Jalan Thamrin. Pelaku meledakkan bom bunuh diri. Satu petugas polisi yang sedang bertugas menderita luka-luka.

Satu orang warga yang berada di sekitar lokasi terkena pecahan bom dan meninggal dunia. Adapun pelaku juga tewas di tempat. Saat kejadian tersebut, menurut Tito, ada tim dari Polda Metro Jaya yang melintas di Jalan Thamrin.

Mereka sedianya akan mengarah ke Monas untuk melakukan pengamanan demonstrasi. Tim dari Polda tersebut langsung berhenti ketika mendengar bunyi ledakan. Pelaku lainnya langsung menyerang polisi dengan tembakan dan melempari aparat dengan bom rakitan yang mirip granat.

Di situ lah terjadi baku tembak antara pelaku dengan aparat kepolisian. Empat orang anggota kepolisian dari Polres Jakarta Pusat menjadi korban tembakan. "Ada yang terkena tembak di bagian kaki, ada yang di perut," tutur Kapolda.

Menurut Tito, semua pelaku akhirnya berhasil dilumpuhkan dalam waktu 15 menit. Selanjutnya, aparat menyisir lokasi kejadian. Petugas juga menyisir setiap lantai di Gedung Djakarta Theater dan Gedung Jaya untuk memastikan tak ada pelaku lain yang bersembunyi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement