Sabtu 16 Jan 2016 12:50 WIB

Teror Sarinah, Para Tetangga Anggap Keluarga Afif Tertutup

Rep: c34/ Red: Teguh Firmansyah
Salah seorang pelaku serangan teror di Sarinah, Jakarta, Kamis (14/1).
Foto: REUTERS/Veri Sanovri/Xinhua
Salah seorang pelaku serangan teror di Sarinah, Jakarta, Kamis (14/1).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Warga Kampung Sukamanah RT.04/RW.02, Desa Tamansari, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, tak menyangka tetangganya terlibat aksi teror di Sarinah, Jakarta. Menurut warga, tak pernah ada aktivitas mencurigakan dari keluarga Afif alias Sunakim yang meledakkan diri pada Kamis (14/1) itu.

"Keluarga itu baru beberapa hari tinggal di sini, tidak menyangka sama sekali," ujar Nia Suniasari (21 tahun), yang tinggal dua rumah di sebelah Sunakim.

Ia baru beberapa kali berpapasan dan menyapa keluarga tersebut. Namun, ia tak mengetahui bagaimana wajah Ita Yuniar, istri Sunakim yang bercadar dan jarang keluar rumah.

Menurut Nia, penampilan Afif alias Sunakim tampak wajar. Pria tersebut disebutkan berjenggot, berperawakan tidak tinggi, dan kerap memakai celana bahan katun.

"Kalau istrinya betul-betul tidak tahu wajahnya, kalau ketemu hanya mengangguk sopan. Anak mereka perempuan masih kecil sekitar delapan tahun," tutur Nia.

Warga lain, Aan (83 tahun), mulanya tak ingin berprasangka atas penampilan luar keluarga tersebut. Namun, ia menyayangkan keluarga Sunakim yang tak berbaur dan bergaul dengan warga setempat.

Menurut nenek yang telah sepuh itu, masyarakat kerap mengidentikkan penampilan seperti Sunakim dan Ita Yuniar identik dengan penganut aliran ekstrem atau garis keras. Namun, jika tetangga tersebut mau bersosialisasi, warga pasti akan menerima. "Kalau begini malah semakin takut dan curiga," ujar Aan.

Afif merupakan tersangka pelaku penyerangan di Sarinah yang mengenakan pakaian hitam dan bertopi. 

Baca juga,  Warga tak Menyangka Sugito Jadi Terduga Penyerang Suriah.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement