Sabtu 16 Jan 2016 14:28 WIB

Ribut dengan Fahri, Ini Jawaban KPK Soal Penggeledahan

Rep: c25/ Red: Teguh Firmansyah
Fahri Hamzah saat menemui penyidik KPK
Foto: eko supriyadi
Fahri Hamzah saat menemui penyidik KPK

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Kisruh penggeledahan KPK di gedung DPR terkait kasus Damayanti Wisnu Putranti terus jadi perbincangan. Hal itu dikarenakan penolakan dari wakil pimpinan DPR, Fahri Hamzah.

Lewat akun Twitter @KPK_RI, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengunggah penjelasan singkat mengenai penggeledahan. Hal itu tentu dimaksudkan agar publik luas memiliki pemahaman tentang penggeledahan.

1. Penggeledahan rumah adalah tindakan penyidik untuk memasuki rumah dan tempat tertutup lain untuk melakukan tindakan pemeriksaan, penyitaan, penangkapan menurut cara yang diatur KUHAP.

2. Dalam melakukan penggeledahan, KPK mengacu pada UU nomor 8/1981 KUHAP, yakni pasal 32-37.

3. Pasal 32 menerangkan bahwa pengeledahan adalah tindakan penyidik untuk memasuki dan melakukan pemeriksaan di kediaman seseorang.

4. Atau untuk melakukan pemeriksaan terhadap badan dan pakaian seseorang, bahkan melakukan penangkapan dan penyitaan.

5. Sebelum melakukan penggeledahan, penyidik KPK harus mengantongi izin terlebih dahulu dari Ketua Pengadilan Negeri (sesuai Pasal 33).

6. KPK dapat meminta petugas Kepolisian untuk mengawal saat dilakukan penggeledahan.

7. Saat menggeledah, penyidik KPK harus disaksikan oleh dua saksi.

8. Selanjutnya, penyidik KPK harus membuat suatu berita acara penggeledahan yang disampaikan kepada penghuni rumah yang bersangkutan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement