Senin 18 Jan 2016 14:04 WIB

Keluarga Terduga Teroris Sarinah Tunggu Kepulangan Jasad Afif

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Bilal Ramadhan
Pelaku serangan teror di Sarinah, Jakarta, Kamis (14/1).
Foto: REUTERS/Veri Sanovri/Xinhua
Pelaku serangan teror di Sarinah, Jakarta, Kamis (14/1).

REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG -- Keluarga terduga pelaku bom Sarinah, Sunakim (Nakim) alias Afif, yang berada di Dusun Krajan I RT 01/01, Desa Kalensari, Kecamatan Compreng, Subang, Jabar, masih belum mendapatkan kepastian soal kepulangan jenazah.

Padahal, berdasarkan keterangan dari RS Polri Kramat Jati, jenazah korban akan dikembalikan ke keluarga tiga hari pascapengambilan DNA. Sulaeman (27 tahun) adik kandung terduga pelaku, mengatakan, seharusnya jenazah kakaknya itu dikembalikan Senin (18/1) hari ini.

Tetapi, sejak pagi sampai pukul 13.00 WIB, masih belum ada kabar apapun. Baik dari RS Polri maupun dari kepolisian setempat. "Kita lagi harap-harap cemas soal kepastian kepulangan jenazah ini," ujarnya, kepada Republika.co.id, Senin (18/1).

Menurutnya, keluarga telah dicocokan DNA dengan terduga pelaku sejak Sabtu (16/1) kemarin. Bila merujuk ke hitungan itu, pada hari ini jenazah sudah bisa dipulangkan. Tetapi, entah kenapa sampai saat ini masih belum ada kepastian kabar soal kepulangan jenazah.

Kenapa keluarga meminta supaya jenazah terduga pelaku teroris ini segera dipulangkan. Karena, ingin menyegerakan syariat Islam. Yaitu, jasad yang sudah meninggal harus segera di kubur. "Serta, kami ingin memberi penghormatan terakhir dengan tata cara penguburan jasad sesuai syariat Islam," ujar Sulaeman.

Pantauan Republika.co.id, rumah orang tua terduga pelaku bom Sarinah Afif, terlihat biasa-biasa saja. Tetapi, yang membedakannya rumah yang bercat hijau dan biru ini, selalu saja kedatangan tamu. Termasuk, dari kepolisian dan awak media. Jadi, di Dusun ini rumah tersebut lebih ramai dari rumah lainnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement