REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Padamnya listrik selama lebih dari lima jam di kota Medan dan sejumlah wilayah Sumatera Utara hingga Aceh tadi malam membuat banyak aktivitas warga terganggu. Pemadaman tersebut diketahui sebagai buntut dari putusnya kabel transmisi Belawan-Binjai akibat terbakarnya material milik pabrik pengolahan kayu PT Canang Indah.
Meski begitu, Manager SDM dan Umum PT PLN Wilayah Sumut, Raidir Sigalingging mengatakan, pihaknya belum memikirkan perihal ganti rugi yang harus diberikan pabrik tersebut.
"Kita belum mikir ke sana, masih mikir pembenahan internal dulu, masih fokus pemulihan sistem. Karena lokasi pun masih di-police line," kata Raidir di Medan, Senin (18/1).
Sementara itu, Deputi Hukum dan Humas PT PLN Wilayah Sumut Mustafrizal mengatakan, keberadaan pabrik di antara menara sutet milik PLN memang diperbolehkan. Namun, ada beberapa ketentuan yang harus dipenuhi, salah satunya ketinggian bangunan.
Mustafrizal pun mengaku belum bisa memastikan apakah insiden kebakaran tersebut telah membuat pabrik sebagai pihak yang bersalah. "Belum sampai ke sana. Biar pihak berwajib yang menyelesaikan," katanya.
Terkait upaya hukum yang akan ditempuh PT PLN, Mustafrizal memastikan pihaknya akan melakukan hal itu. Apalagi jika menilik kerugian yang ditimbulkan akibat pemadaman listrik yang disebabkan kebakaran tersebut.
"Pasti ada (upaya hukum yang ditempuh), ini kan kerugian yang cukup besar. Tapi kerugian belum bisa kita hitung. Kalau harga jual Rp 1.500 dikali 1.680.000 Watt atau 1.680 MW beban puncak tadi malam, sangat banyak sekali," kata Mustafrizal.
Ia mengklaim, upaya komunikasi antara pihaknya dan pabrik PT Canang Indah sudah dilakukan. Namun, ia enggan menyebutkan apa saja hal yang dibicarakan dengan perwakilan pabrik tersebut."Bukan kami mengabaikan kerugian. Tapi kami fokus ke yang lain dulu, pembenahan itu," katanya.
Arus listrik di seluruh wilayah kota Medan sejak Minggu (17/1) petang hingga lewat tengah malam padam. Tak hanya di kota Medan, listrik di sebagian besar kabupaten dan kota di wilayah Sumatera Utara pun ikut padam.
Mustafrizal menjelaskan, ketika kabel transmisi Belawan-Binjai putus akibat terbakar, pembangkit Belawan tentu mengalami gangguan.
Otomatis, semua pembangkit di luar itu harus memikul beban se-Sumut.
"Saat kejadian, beban puncak kita 1.680 MW. Itu kenapa pembangkit di luar itu tidak mampu menampung beban. Itulah hampir seluruh wilayah Sumut padam," kata Mustafrizal.