REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Israel tetap melanjutkan rasa sentimen negatif terhadap kesepakatan nuklir Iran. Kesepakatan tersebut membuat Iran terbebas dari sejumlah sanksi penting.
Menteri Pertahanan Israel Moshe Ya'lon berbicara di National Security Studies (INSS) mengatakan, "Iran adalah musuh utama kami. Dan jika disuruh memilih konflik terbuka apakah dengan Iran atau ISIS, kami memilih ISIS," ujarnya.
Secara logika, kata dia, ISIS pada akhirnya akan dikalahkan. Sementara, Iran akan terus menebar ancaman dengan melakukan pendekatan ke Barat.
"Iran merupakan rezim penipu yang memiliki tujuan untuk mendominasi kawasan. Hizbullah merupakan proksi Iran yang bisa mendeklarasikan perang," ujarnya.