REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo meminta mantan anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) bersikap kooperatif selama proses pemulangan dari Mempawah, Kalimantan Barat, ke daerah asal mereka di wilayah Jawa Tengah.
"Saya menyayangkan ada eks anggota Gafatar yang menolak bantuan untuk memulangkan mereka ke daerah asal. Hal itu justru akan menghambat pemulangan," katanya di Semarang, Senin (25/1).
Ganjar menjelaskan bahwa yang terpenting saat ini adalah memulangkan para eks Gafatar demi keselamatan yang bersangkutan karena penolakan dari masyarakat Kalimantan Barat masih besar.
"Kita mau mencari aman dahulu. Maka, dari sisi hak hidupnya dan hak yang lebih dasar itu kita lindungi," ujarnya.
(Baca: 351 Warga Eks Gafatar Tiba di Semarang)
Politikus PDI Perjuangan itu melanjutkan, setelah adanya penolakan atas bantuan pesawat terbang untuk memulangkan eks Gafatar, pemulangan secara bertahap akan kembali kepada rencana semula, yaitu dengan menggunakan kapal milik TNI Angkatan Laut.
Setelah dipulangkan secara bertahap dari Kalimantan Barat, sebanyak 1.529 orang eks Gafatar akan ditampung untuk sementara di Asrama Haji Donohudan, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, sebelum kembali ke keluarga masing-masing.
"Di sana akan dilakukan pemulihan ideologi dan keyakinan yang melibatkan Majelis Ulama Indonesia, tokob-tokoh agama, tokoh masyarakat, psikolog, serta TNI dan Polri," jelasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, sekitar 350 eks anggota Gafatar yang diangkut KRI Gilimanuk dari Kalimantan Barat tiba di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Jawa Tengah, Senin (25/1).
Kapal yang sudah memasuki wilayah perairan Semarang sejak dini hari tersebut merapat di terminal kedatangan penumpang Pelabuhan Tanjung Emas sekitar pukul 07.15 WIB.
Setelah pendataan dan cek kesehatan, rombongan evakuasi tersebut akan diangkut ke Asrama Haji Donohudan Boyolali dengan menggunakan 10 bus.