Senin 25 Jan 2016 20:04 WIB

Kemendag tak Lakukan Operasi Pasar Daging, Ini Alasannya

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Harga Daging Ayam Naik. Warga membeli daging ayam di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Senin (20/7).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Harga Daging Ayam Naik. Warga membeli daging ayam di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Senin (20/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perdagangan menyatakan pemerintah belum akan melakukan operasi pasar maupun pasar murah untuk daging sapi maupun daging ayam. Hal ini karena, kenaikan harga daging sapi tidak merata dan harga daging ayam cenderung sudah turun.

"Kenaikan harga daging sapi kemarin salah satunya karena ada kebijakan PPN (Pajak Pertambahan Nilai), tapi kan nggak jadi dan sekarang tinggal syok-nya saja dengan demikian diharapkan berangsur-angsur akan turun," ujar Direktur Bapokstra Ditjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Robert Bintaryo kepada Republika.co.id, Senin (25/1).

Robert menjelaskan, rata-rata nasional harga daging sapi per 25 Januari 2016 berada di kisaran Rp 112.870 per kilogram. Menurutnya, kenaikan harga daging sapi di antar pasar di sejumlah daerah tidak merata sehingga Kementerian Perdagangan maupun Bulog belum akan melakukan operasi pasar maupun pasar murah.  

"Di pasar harga daging sapi ada yang tinggi, dan ada pula yang rendah. Di pasar Glodok harganya Rp 150 ribu, tapi di Grogol sekitar Rp 105 ribu," kata Robert.

Robert mengatakan, salah satu penyebab harga daging sapi tidak merata karena masih syok dengan kebijakan PPN sapi, meski kebijakan tersebut telah dicabut. Dia berharap dalam beberapa pekan ke depan harga daging sapi bisa turun.

Sementara itu, untuk harga daging ayam rata-rata nasional dibandingkan pekan lalu sudah turun sebesar 3,73 persen. Robert menyebutkan, harga daging ayam di sejumlah pasar juga berbeda-beda. Di pasar Jatinegara harga daging ayam yakni Rp 33 ribu per kilogram, sedangkan di pasar Rawamangun mencapai Rp 40 ribu per kilogram.

Kenaikan harga daging ayam ini disebabkan oleh masalah pakan. Robert mengatakan, saat ini pemerintah sedang mengupayakan supaya Bulog dapat membeli jagung dari petani, maupun melakukan impor.

"Pengaturan impor jagung memang belum ada, jadi kita mendorong Bulog agar bisa membeli dari petani maupun impor," ujar Robert.

Baca juga: Daging Mahal, Mentan Minta Masyarakat Sabar

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement