REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Jajaran Korem 074/Warastratama Surakarta fokus menangani kondisi kejiwaan anak-anak keluarga eks anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) dari gangguan stress dan trauma. Aparat menggunakan methode khusus untuk mengurangi gangguan psikologis.
Menurut Danrem 074/Warastratama, Kolonel Arhanud Toto Nugroho, Selasa (26/1), penanganan kondisi psikologis anak-anak dari keluarga eks Gafatar cukup penting. Mereka musti diperlakukan selayaknya anak-anak. Sehingga butuh psikolog untuk melakukan pendampingan.
"Sebenarnya, anak-anak ini tidak tahu-menahu tentang apa itu Gafatar. Mereka terlibat kegiatan Gafatar, hanya lantaran ikut orangtua. Jadi, anak-anak itu ya kita perlakukan sebagaimana layaknya anak-anak," ujar Arhanudm Selasa (26/1).
Menurutnya, anak-anak harus diperlakukan secara khusus. Danrem menjanjikan untuk membuat kelas bermain dan belajar bagi anak-anak selama dalam pendampingan. Selama bergabung dengan kegiatan Gafatar, anak-anak ini kemungkinan tertinggal dalam hal pelajaran sekolah.
Sehingga perlu diklasifikasikan menurut umur. Nanti, diberi pendampingan pembelajaran semacam bimbingan belajar (Bimbel).
(Baca Juga: 1.285 Eks Anggota Gafatar Juga Dipulangkan Melalui Ketapang)
Selama kegiatan pendampingan, lanjut Arhanud, juga dilakukan pemberian materi deradikalisasi. Materi ini diberikan kepada orangtua mereka
Korem Solo selama pendampingan, hanya sebagai pengampu keamanan. Sedang untuk pendampingan diserahkan ke Pemerintah Provinsi (Pemprop) Jawa Tengah. Eks anggota Gafatar yang ada di penampungan tak semuanya berasal dari Solo Raya. Mereka ada juga yang berasal Kabupaten Klaten, Sukoharjo, Wonogiri, Karanganyar, Sragen, Boyolali. Setelah proses pendampingan tuntas, mereka akan dikembalikan ke daerahnya masing-masing.