REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) melalui United Nations Population Fund (UNFPA) menargetkan 120 juta perempuan dan gadis muda bisa mengakses program Keluarga Berencana (KB) di seluruh dunia pada 2020.
Direktur Eksekutif UNFPA, Babatunde Osotimehin mengatakan KB menjadi salah satu jalan keluarga dan bangsa keluar dari garis kemiskinan.
"Tujuan kita adalah 120 juta perempuan di dunia mengikuti KB secara sukarela pada 2020. Kita harus memastikan mereka bisa mengakses KB dan alat kontrasepsi," kata Babatunde dalam International Conference on Family Planning (ICFP) 2016 di Nusa Dua, Selasa (26/1).
Pada 2012, diperkirakan 80 juta perempuan di negara-negara berkembang menjalani kehamilan tak diinginkan. Satu dari empat perempuan tersebut terpaksa melakukan aborsi berisiko tinggi. Babatunde menilai program KB bisa menghindari jutaan kehamilan tak diinginkan dan menyelamatkan ribuan nyawa.
Co-chair Bill and Melinda Gates Foundation, Melinda Gates dalam sebuah pesan video mengungkapkan yayasannya berkomitmen meningkatkan pendanaan untuk program KB hingga 25 persen untuk tiga tahun ke depan atau tambahan sebesar 120 juta dolar AS.
Setiap dolar AS yang dikeluarkan untuk mendukung program KB sesungguhnya menghemat anggaran pemerintah hingga enam dolar AS. "Ini bisa digunakan pemerintah untuk meningkatkan pelayanan publik, termasuk kesehatan, perumahan, air, dan sanitasi," ujarnya.
Saat ini lebih dari 220 juta perempuan di negara berkembang belum mendapat akses KB karena minimnya informasi. Anggaran yang ada, kata Melinda ke depannya lebih banyak untuk kegiatan advokasi KB, khususnya di wilayah sub-Afrika dan Asia.