REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Komisi II DPRD Jawa Barat mendorong dan mendukung pelaksanaan operasi pasar daging sapi sebagai salah satu cara untuk mengantisipasi kenaikan harga daging sapi di sejumlah daerah yang menyentuh angka Rp 140 ribu per kilogram.
"Kami mendorong operasi pasar ke Dinas Peternakan Jabar, sebagaimana dulu kasus-kasus seperti ini terjadi kita mendorong dilakukan operasi pasar sesegera mungkin karena sudah ada yang sampai Rp140 ribu per kilogram," kata Ketua Komisi II DPRD Jawa Barat Ridho Budimana, di Bandung, Rabu.
Ia menuturkan pihaknya dan eksekutif (Dinas Peternakan Jabar) sudah melakukan rapat koordinasi terkait kenaikan harga sapi akibat Peraturan Menteri Keuangan (PMK) RI Nomor 267/PMK.010/2015 yang mulai berlaku 8 Januari 2016 tentan pungutan pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 10 persen untuk semua produk ternak kecuali sapi indukan dengan syarat tertentu.
"Dan terus terang kita kecewa di satu sisi Pajak PPN 10 persen, artinya ita harus tunduk taat, tapi antisipasi meningkatnya harga daging itu yang tidak terprediksi akhirnya masyarakat kesulitan," kata dia.
Padahal, kata Ridho, stok daging sapi di tingkat produsen aman (banyak) namun dengan harga yang tinggi membuat para bandar sapi tidak membeli sapi sehingga pedagang di pasar kesulitan mendapatkan komoditas ini.
"Saya yakin pemerintah bisa bijak dan arif terkait kebijakan PPN 10 persen ini dan alhamdulillah sudah dicabut ternyata," kata dia.
Sementara itu, Bulog Divre Jawa Barat menyatakan siap menggelar operasi pasar daging sapi yang bergejolak pekan ini.
Kepala Bulog Divre Jawa Barat Alif Affandi keputusan melaksanakan operasi pasar baru akan digelar jika situasi memang sudah mendesak dan di lapangan terjadi kenaikan harga yang meroket.
"Kami telah menggandeng sejumlah perusahaan penggemukan sapi jika sewaktu-waktu dibutuhkan menggelar OP. Namun dari sisi angka pihaknya belum memastikan berapa persediaan yang ada," kata dia.