REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Vektor pembawa virus Zika dibawa nyamuk yang sama dengan penyakit demam berdarah dangue (DBD) yaitu Aedes aegypti. Terkait hal tersebut, Bogor yang semakin mengalami penambahan kasus DBD juga ikut antisipasi terjadinya penyakit dari virus Zika.
“Untuk penanganan virus Zika sama dengan semua jenis virus yang ada, sama penanganannya juga untuk menanggulangi DBD karena nyamuknya sama,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Rubaeah kepada Republika.co.id, Jumat (29/1).
Meski sudah diantisipasi, ada kemungkinan penyebaran virus tetap terjadi. Tetapi Rubaeah berkata, kasus virus tersebut belum ada kejelasan yang pasti kalau benar terjadi atau dialami di Indonesia.
Ia berharap tidak ada penambahan pasien DBD lagi di Bogor. “Mudah-mudahan tidak ada lagi yang meninggal karena DBD. Kasus memang terus bertambah namun jika sampai kehilangan nyawa semoga tidak,” ujar Rubaeah.
Rubaeah menambahkan hingga kini pasien meninggal karena DBD di Kota Bogor masih dua orang saja. Meskipun begitu menurutnya masih ada yang perlu dikonfirmasi mengenai pasien meninggal bernama Eti, warga Cibogor. “Yang namanya Ibu Eti juga masih perlu diklarifikasi apakah warga kota atau kabupaten,” ucap Rubaeah.
Hingga kini Dinkes Bogor dengan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor masih berkordinasi untuk memastikan hal tersebut. Selain Eti, anak berusia dua tahun bernama M. Ali juga meninggal karena DBD pada 22 Januari 2016 di RS Kharya Bhakti.