REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perdana Menteri Slovenia Miro Cerar dengan keras telah mengutuk penodaan masjid di Ljubljana. Ia mengatakan upaya baru untuk mengintimidasi masyarakat Muslim di Slovenia "sangat disesalkan".
Lokasi pembangunan majid di Ljubljana dinodai lagi pada malam sebelumnya. Untuk kedua kali dalam waktu kurang dari satu bulan orang yang tak dikenal meninggalkan kepala babi dan darah di lokasi di dekat pusat kota Ljubljana.
Kantor Komunikasi Pemerintah pada Senin (1/2) mengutip Cerar, yang mengatakan bahwa Slovenia sebagai satu bangsa harus berpegang pada nol toleransi buat tindakan semacam itu, kata Slovenian Press Agency (STA).
"Dialog dan penghormatan atas setiap orang, tak peduli identitas kebangsaan, ras, agama atau suku mereka adalah kunci pengikat di dalam masyarakat yang ingin meningkatkan dan membangun masa depannya," kata Perdana Menteri tersebut, sebagaimana dikutip Xinhua, di Jakarta, Selasa pagi.
Polisi telah melakukan penyelidikan setelah peristiwa penodaan pertama pada 13 Januari 2016 dan kejadi paling akhir itu juga diselidiki dengan kecurigaan dorongan kebencian dan non-toleransi di dalam masyarakat, kata Slovenian Press Agency pada Senin.
Polisi diberitahu tak lama sebelum pukul 01.00 waktu setempat, Senin, bahwa seseorang telah melemparkan beberapa bagian bangkai babi melewati pagar tempat pembangunan tersebut.
Pelakunya diancam hukuman sampai dua tahun penjara kalau terbukti bersalah menyebar kebencian di kalangan masyarakat, kata laporan STA.
Penodaan pertama dikutuk oleh pemerintah, beberapa masyarakat agama dan organisasi non-pemerintah.