Selasa 02 Feb 2016 23:58 WIB

Mantan Anggota Gafatar Ditolak di Bantul

Anak-anak pengungsi eks-Gafatar bermain di Gedung Pusat Olahraga Persahabatan Korea Indonesia (POPKI), Cibubur, Jakarta Timur, Jumat (29/1).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Anak-anak pengungsi eks-Gafatar bermain di Gedung Pusat Olahraga Persahabatan Korea Indonesia (POPKI), Cibubur, Jakarta Timur, Jumat (29/1).

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Sebagian warga di tiga kecamatan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menolak rencana kedatangan eks anggota Gerakan Fajar Nusantara yang dipulangkan dari wilayah eksodusnya di Kalimantan Barat.

"Informasinya (penolakan eks Gafatar) itu ada di Kecamatan Dlingo, kemudian Banguntapan ada satu-dua warga yang menolak, satu lagi di daerah Siangan (Kecamatan Pandak)," kata Kepala Dinas Sosial Bantul, Suarman di Bantul, Selasa (2/2).

Dinsos Bantul tidak merinci siapa eks anggota Gafatar yang mendapatkan penolakan dari warga kampung halamannya itu. Namun, ada lima dari 20 kepala keluarga (KK) eks Gafatar yang saat ini ditampung di gedung Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Bantul.

Menurut dia, berdasarkan informasi sementara yang diperoleh instansinya, ada beberapa alasan penolakan yang dilontarkan terhadap mantan pengikut organisasi masyarakat tersebut. Di antaranya warga ingin menjaga citra positif kampung.

"Dari awal sebelum berangkat ke Kalimantan Barat mereka (pengikut Gafatar) juga sudah mengucilkan diri, tidak mau bersosialisasi dengan masyarakat sekitar," katanya.

Ia mengatakan, dengan adanya penolakan warga terhadap mantan pengikut ormas yang telah membubarkan diri ini, maka Muspika masing-masing kecamatan terus berupaya melakukan pendekatan dengan warga. Bahkan, kata dia, upaya pendekatan tersebut agar warga bisa menerima telah dilakukan sejak sepekan lalu, sebab ditargetkan seluruh eks anggota Gafatar dapat pulang kembali ke kampung halamannya masing-masing.

"Harapannya tiga hari ini Muspika pendekatan ke bawah supaya masyarakat tidak menolak, karena kalau sudah kembali ke masyarakat berarti salah satu program kita selesai," katanya.

Tetapi, Dinsos Bantul juga tetap mempertimbangkan kemungkinan terburuk dalam penanganan kepulangan eks anggota Gafatar ini atau kalau penolakan warga sudah menjadi harga mati. Yakni menyiapkan beberapa alternatif solusi yang akan ditempuh Dinsos.

"Solusinya mereka akan dipindah ke Dinsos DIY setelah menjalani pembinaan di SKB Bantul ini, kemudian transmigrasi lokal dan yang ketiga transmigrasi umum," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement