REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Kesehatan (Menkes), Nila F Moeloek, meminta Dinas Kesehatan di seluruh Indonesia sigap dalam mengantisipasi wabah demam berdarah dengue (DBD). Pemimpin daerah pun diminta memberi perhatian terhadap penanganan DBD.
"Saya minta seluruh Dinas Kesehatan baik di tingkat Provinsi hingga kota dan kabupaten waspada dan siaga menangani wabah DBD. Kepala daerah juga harap membantu memantau penanganan DBD. Kami tak bisa mengatasi ini sendirian," tegas Nila kepada wartawan di Jakarta, Rabu (3/2).
Nila pun mengingatkan kembali peran penting para kader juru pemantau jentik (jumantik) di masing-masing rumah penduduk. Menurut Nila, masyarakat pun sebaiknya tidak hanya menggantungkan pembersihan jentik nyamuk kepada kader jumantik.
"Individu harus bisa jadi jumantik di rumah masing-masing. Jangan menggantungkan kepada kader jumantik saja. Lebih baik membersihkan rumah dari jentik nyamuk dibandingkan berisiko terkena DBD," ujar Nila.
Saat disinggung tentang angka laporan kasus DBD yang tinggi, Nila menuturkan hal tersebut bukan merupakan angka kasus DBD yang sebenarnya. Sebab, data laporan DBD biasanya dihimpun dari laporan saat penderita mengalami demam diikuti gejala yang mengarah kepada DBD.
Dia mencontohkan dari 105 kasus DBD di Jambi yang tercatat di Jambi, hanya ada 25 individu yang positif dinyatakan menderita DBD.
"Artinya, sebetulnya ada kesadaran ke arah sana. Masyarakat sebaiknya berhati-hati. Saat menunjukkan gejala DBD sebaiknya segera dirawat di rumah sakit sehingga mudah diobservasi penyakitnya," ujar dia.