REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Forum LGBTIQ Indonesia melayangkan somasi kepada Harian Republika terkait pemberitaan di halaman 1 pada edisi Ahad (24/1), yang berjudul "LGBT Ancaman Serius". Forum LGBTIQ merupakan jaringan kerja organisasi-organisasi LGBTIQ Indonesia yang bekerja untuk advokasi hak-hak LGBTIQ Indonesia.
Netizen menggalang ajakan untuk menandatangani petisi meminta Menteri Agama serta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan agar mendukung Harian Republika dalam mengedukasi masyarakat tentang bahaya LGBT.
Sebuah petisi dibuat oleh akun Rizki Ikhwan yang merupakan pemerhati pendidikan dan sosial kemasyarakatan melalui www.change.org pada Kamis (4/2).
"Kita harus dukung Republika 'Republika Disomasi LGBT'. Kita perlu berikan penguatan doa dan langkah nyata kepada Republika. Mari kirim dukungan sebanyak-banyaknya ke Nasihin Masha, Pimred Republika, di [email protected]. Berikan tajuk 'Dukung Republika Edukasi Publik Tentang Bahaya LGBT' (Kutipan Whatsapp dari: Reza Indragiri Amriel)," tulis Rizki seperti dikutip pada laman Change.org.
Menurut dia, LGBT merupakan fenomena dan penyakit sosial yang sudah mendunia. Ia mengajak masyarakat sadar akan bahaya LGBT, khususnya di Indonesia.
"Untuk itu, salah satu bentuk upaya yang bisa kita lakukan adalah mendukung setiap elemen atau lembaga-lembaga yang berupaya menyosialisasikan bahaya LGBT ini di tengah masyakarat," tuturnya menjelaskan.
Sebelumnya, Juru Bicara Forum LGBTIQ Indonesia Sri Agustine mengatakan, pihaknya keberatan dengan berita Republika yang berjudul "LGBT Ancaman Serius". Sri menilai, dalam berita mengenai polemik LGBT tersebut, Republika tidak berimbang. Sebab, kata dia, tak ada pihak yang pro-LGBT atau akademisi yang netral dalam berita tersebut.
Dalam surat somasi bernomor 01/Jan-ForumLGBTIQIndonesia/2015 yang diterima Republika, Rabu (3/2), Koordinator Nasional Forum LGBTIQ Indonesia Yuli Rustinawati menilai, judul berita tersebut tidak berdasarkan atas argumen yang kokoh dan mempertimbangkan pendapat narasumber dari kelompok terkait, yakni orang-orang LGBT atau ahli yang dapat memberikan penilaian netral atau positif terhadap LGBT.
"Melalui surat ini, secara resmi kami menolak judul berita utama di koran Republika yang terbit pada Minggu, 24 Januari 2016, yang berbunyi 'LGBT Ancaman Serius'," ujar Yuli.