REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Arab Saudi telah memberi lampu hijau untuk mengirimkan tentaranya ke Suriah. Mereka bersedia menerjunkan pasukan melawan pemberontak ISIS menyusul keberhasilan di Yaman.
Namun kehadiran Saudi di Suriah akan mendapat tantangan tidak mudah. Pasalnya, tentara Saudi bisa bentrok dengan ribuan milisi yang didukung langsung oleh Iran.
Teheran sejak 2011 menerjunkan komandan dan tentara elite dari Garda Revolusi di Suriah. Mereka dikerahkan untuk membela Presiden Bashar al-Assad. (Baca: Jenderal Iran Terbunuh di Suriah)
Adapun Saudi secara tegas mendesak Assad mundur. Riyadh juga telah lama mendukung oposisi antipemerintah. Karena itu, keterlibatan Saudi dalam pertempuran darat bisa semakin memperumit rencana perdamaian yang digagas oleh negara Barat.
"Kerajaan sangat siap untuk berpartisipasi dalam serangan darat operasi koalisi anti-ISIS di Suriah," ujar juru bicara Kemenhan Brigadir Jenderal Ahmed al-Asiri dalam wawancara dengan Al-Arabiya TV.
Asiri menambahkan kemajuan mereka melawan pasukan Houthi di Yaman membuka peluang Saudi untuk menempatkan tentara di Suriah. Keputusan itu kemungkinan akan diambil dalam pertemuan NATO di Brussels pekan delan. "Ada frustasi dalam memerangi Daesh (ISIS)," ujar analis Saudi Mohammed Alyahya.
AS yang memiliki kepentingan mendepak Assad menyambut hangat keinginan Saudi. (Baca lainnya: Bom Nuklir Jatuh dan Tak Pernah Ditemukan)