REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Kota Sukabumi masih dam fase pertama siaga darurat bencana longsor dan banjir. Hal ini untuk menghadapi peningkatann potensi bencana di waktu puncak musim hujan pada Februari 2016 mendatang.
Sebelumnya, Kota Sukabumi menetapkan status siaga bencana longsor dan banjir pada Desember 2015 hingga Maret 2016.
"Saat ini masih pada fase pertama yakni siaga darurat longsor dan banjir," ujar Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi Zulkarnain Barhami kepada Republika, Ahad (8/2).
Menurut Zulkarnain, jika kasus longsor dan banjir mulai marak terjadi maka akan segera beralih ke fase kedua yakni tanggap darurat bencana longsor dan banjir.
Selanjutnya, masuk pada fase darurat pemulihan bencana.Zulkarnain mengatakan, pada fase pertama siaga darurat ini BPBD telah mengaktifkan pos penanganan bencana dan menyiagakan relawan di daerah rawan.
Selain itu dilakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya kewaspadaan menghadapi bencana di waktu musim penghujan.
Diakui Zulkarnain, saat ini ada sebelas kelurahan di Sukabumi yang masuk ke dalam daerah rawan longsor. Diantaranya berada di Kecamatan Cikole, Gunungpuyuh, dan Lembursitu.
Lebih lanjut Zulkarnain menuturkan, tingkat kewaspadaan ditingkatkan khususnya menghadapi puncak musim hujan. Berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan puncak musim hujan terjadi pada Februari mendatang.
Kepala Unsur Pelaksana BPBD Kota Sukabumi Asep Suhendrawan menambahkan, penetapan status siaga ini dilakukan setelah dilakukan rapat koordinasi (rakor) penanganan bencana. Hal tersebut untuk menyikapi maraknya kasus bencana alam yang terjadi di awal musim hujan.
"Dari hasil evaluasi menyebutkan dua kasus bencana mendominasi yakni longsor dan kebakaran," ujar dia.