Kamis 11 Feb 2016 07:15 WIB

PHK di Cimahi Dialami Pekerja Kontrak

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nur Aini
phk (ilustrasi)
Foto: cbc.ca
phk (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,CIMAHI -- Serikat Pekerja Nasional (SPN) Kota Cimahi menyatakan, sejak memasuki 2016 hingga pekan pertama Februari ini, sudah ada hampir 100 tenaga kerja kontrak di Cimahi yang diberhentikan.

Ketua SPN Kota Cimahi Dadan Sudiana menjelaskan, kebanyakan tenaga kerja yang diberhentikan oleh perusahaan, yakni tenaga kerja yang masih berstatus kontrak. Perusahaan memberhentikan mereka karena untuk efisiensi anggaran.

"Sampai sekarang, dari awal tahun ini, anggota kita ada hampir 100 orang yang diberhentikan," kata dia saat dihubungi, Rabu (10/2).

Selain dari tenaga kerja kontrak yang diberhentikan, Dadan mengatakan, pegawai yang diberhentikan juga dari kalangan yang sudah mendekati masa pensiun.

Waktu pensiun yang seharusnya pada usia 55 tahun, dimajukan menjadi di bawah 50 tahun. Akibatnya, banyak tenaga kerja di Cimahi yang pensiun dini. Total pekerja di Cimahi yang diberhentikan karena pensiun dini di tahun ini sudah ada sampai 30 orang.

Kondisi perekonomian saat ini, kata Dadan, membuat sebagian perusahaan di Cimahi harus melakukan berbagai cara untuk menjaga perusahaan tetap hidup. Tidak sedikit pekerja tetap yang mendapat tawaran dari perusahaan untuk pensiun dini. "Tapi, ada yang menerima, ada yang tidak," ujar dia.

Mayoritas perusahaan di Cimahi bergerak pada sektor manufaktur. Hasil-hasil produk dari sektor tersebut kebanyakan adalah garmen dan tekstil. Produk tersebut untuk diekspor hingga ke luar negeri, seperti negara-negara Timur Tengah dan Eropa. Saat ini, gejolak ekonomi tengah terjadi di wilayah Timur Tengah, khususnya Turki.

Menurut Dadan, perusahaan melakukan efisiensi karena dipengaruhi gejolak yang terjadi di Timur Tengah itu. Perusahaan pun tidak bisa mengekspor ke negara-negara di Timur Tengah itu lagi. Akibatnya, produk-produk garmen dan tekstil menumpuk di gudang-gudang perusahaan sambil menunggu gejolak mereda.

Artinya, kata dia, sebagian besar perusahaan melakukan efisiensi bukan karena faktor internal ataupun keuangan perusahaan, melainkan karena faktor eksternal. Sebab, gejolak yang saat ini tengah terjadi di Timur Tengah menyebabkan orderan yang masuk ke perusahaan manufaktur di Cimahi menjadi sangat berkurang.

"Jadi, bukan karena kondisi keuangan perusahaan, sekarang ini karena faktor dari luar, gejolak di Timur Tengah. Dan, ini membuat orderan ke perusahaan menurun," ujar dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement