REPUBLIKA.CO.ID, KATHMANDU -- Perdana Menteri Nepal Khadga Prasad Sharma Oli akan melakukan perjalanan ke India pekan depan sebagai lawatan pertamanya ke luar negeri, kata pejabat pemerintah, Jumat (12/2).
Pengunjuk rasa di Nepal menghadang jalur perdagangan untuk memrotes undang-undang baru, yang berlaku sejak September, menyebabkan kelangkaan bahan bakar dan pasokan bahan lain di wilayah terpencil Himalaya itu.
Jalur lain untuk angkutan barang yang tidak dihadang pengunjuk rasa berjalan lebih lambat karena menyeberangi perbatasan dan melintasi pos pemeriksaan menyebabkan tuduhan New Delhi menerapkan blokade tak resmi, suatu tudingan yang dibantah oleh India.
Hubungan yang tegang antara kedua negara menyebabkan KP Sharma Oli yang menjadi Perdana Menteri pada Oktober, mengesampingkan kunjungan ke India yang selama ini menjadi tujuan pertama bagi PM Nepal dalam melakukan lawatan mancanegara, dan baru berakhir setelah blokade tersebut diakhiri pekan lalu.
"Kabinet menyetujui PM KP Sharma Oli melakukan lawatan pertama di India yang dijadwalkan pada 19-23 Februari," kata penasehat urusan luar negeri untuk PM, Gopal Khanal.
"PM Oli saat ini sedang dalam usaha meningkatkan hubungan dengan India setelah pengumuman undang-undang baru di Nepal. PM berharap untuk menghentikan kebingungan dalam hubungan bilateral yang sudah muncul dalam beberapa kesempatan," kata Khanal.
Rencana perjalanan yang lebih terperinci belum tersedia. Lebih dari 50 orang terbunuh dalam bentrok antara polisi dan rakyat yang memprotes peraturan baru yang ditetapkan pada September. Pengunjuk rasa menilai peraturan tersebut semakin meminggirkan mereka.
Baca juga:
CIA Sebut ISIS Mampu Buat Senjata Kimia
Kehilangan Pekerjaan, Warga Indonesia Ini Jualan Martabak di Melbourne