REPUBLIKA.CO.ID, MUNICH -- Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi pada Jumat menyatakan tekad untuk mendepak kelompok ISIS dari negaranya pada akhir 2016.
"Kami menjadikan tahun ini tahun terakhir bagi keberadaan Daesh (ISIS) di Irak," katanya pada acara Konferensi Keamanan Munich.
"Wilayah yang sejauh ini telah kami bebaskan sudah lebih dari setengah dari yang sebelumnya dikendalikan Daesh. Sekarang hampir seluruh provinsi sudah dibebaskan dari Daesh selain Nineveh dan sebagian al-Anbar".
Abadi mengatakan ada peningkatan besar dalam hal kualitas tentara Irak sejak ISIS mulai muncul pada 2014. Ketika itu, banyak tentara yang meninggalkan peralatan dan mereka melarikan dari pertempuran melawan para pejihad.
Ia juga menyebutkan kemajuan dalam mendapatkan kepercayaan dari kalangan penduduk Sunni, yang merasa mengalami diskriminasi oleh pemerintahan yang didominasi Syiah.
"Para penduduk al-Anbar menyambut baik pasukan keamanan kami, mereka bertempur bersama-sama dengan militer kami dalam membebaskan wilayah mereka. Penduduk yang masih berada di bawah kendali Daesh pindah ke daerah-daerah yang dikendalikan pasukan keamanan Irak karena mereka merasa lebih aman di sana," kata Abadi.
"Ini merupakan kemajuan pesat dibandingkan dua tahun lalu. Pada saat itu, para penduduk di wilayah-wilayah ini tidak ingin pasukan keamanan Irak berada di situ".