REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Kepala Seksi Konservasi Wilayah III Singkawang P Samosir mengimbau masyarakat di kota itu untuk tidak menganggu buaya muara yang hidup di Sungai Singkawang.
"Kita jaga, jangan sampai dibunuh dan dipangkung," kata Samosir di Pontianak, Rabu.
Menurutnya, buaya yang berukuran 1,20 meter itu hanya sendirian. "Cuma satu ekor, bukan tiga ekor dan merupakan anak buaya," katanya.
Dia menduga jika buaya muara itu sudah lama berada di situ. "Dulu sekitar tiga atau empat tahun pun memang sudah ada, bukan berarti buaya itu merupakan peliharaan orang lalu dilepaskan. Dan buaya itu tidak mengganggu," ujarnya.
Dia mengungkapkan pada Selasa (16/2) sekitar pukul 11.00 WIB, pihaknya mendapatkan informasi adanya seekor buaya di sungai tersebut.
"Kita dapat informasi dari teman dan kita langsung ke lokasi. Keberadaannya masih di seputaran jembatan taman burung," ungkapnya.
Masyarakat melaporkan kemunculan buaya di tengah sungai. "Tapi setelah di tunggu-tunggu, buayanya tidak muncul lagi," jelasnya.
Samosir mengatakan buaya muara merupakan hewan satwa yang dilindungi berdasarkan PP No 7 tahun 1999 dan UU No 5 tahun 1990. Ia juga menjelaskan bahwa buaya dapat melihat gerak gerik orang apakah membahayakan bagi dirinya atau tidak. "Jika tidak diganggu, dia tidak akan mengganggu," katanya.
Samosir memperkirakan jika dilihat dari panjang aliran sungai yang jaraknya cukup jauh, sekitar 4-5 kilometer dari muara, potensi gangguan buaya itu cukup kecil.
Meski demikian, pihaknya menjamin untuk melakukan perlindungan terhadap hewan satwa itu. "Biarkan saja dia hidup di situ. Kami berupaya untuk memberikan perlindungan dan saya minta kepada masyarakat untuk tidak mengganggunya," pesannya.
Dia menyebutkan sepanjang tahun 2015 sudah ada dua ekor buaya muara yang dievakuasi yakni di Kabupaten Sambas dan Kota Singkawang. Keduanya merupakan hewan satwa peliharaan orang. "Sedangkan 2016, baru sekarang ini. Tapi tidak sampai dilakukan evakuasi," tukasnya.
Sebelumnya, pada Selasa sore, puluhan warga mendatangi sungai Singkawang guna menyaksikan buaya di sungai tersebut.
Hal itu karena ada informasi dari warga yang sempat melihat buaya muncul dari permukaan air sungai Singkawang.