REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktor senior Slamet Rahardjo Djarot tercengang menonton dokudrama Doa Anak Seorang Pemukul Bel besutan Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari. Dalam film semi dokumenter itu, tergambar kondisi memprihatinkan di kampung halaman tokoh utama film tersebut, Rektor UHO Usman Rianse.
"Bayangkan masih ada orang yang mandi pakai embun, ada yang sangat miskin sampai rumahnya seperti kandang ayam. Tapi inilah kehidupan, that's a real life," ungkap seniman 67 tahun itu, Kamis (18/2).
Pasokan air tidak banyak di Desa Kafoofoo, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, yang digambarkan dalam film tersebut. Mandi dengan air melimpah adalah kemewahan bagi warga di sana.
Pada pagi hari, sebelum bertandang ke sekolah, Usman dan banyak anak sekolah lain akan pergi ke ladang singkong. Mereka menggoyang-goyangkan tanaman-tanaman di sana untuk membasuh diri dengan embun pagi yang masih tersisa.
Menurut Slamet, film dokudrama itu dirasa perlu hadir meski masih membutuhkan banyak sentuhan sinematografi. Banyak sisi kemanusiaan dan nilai kehidupan yang bisa dieksplor dari film yang direncanakan dikembangkan menjadi film layar lebar itu.
"Jangan dulu bicara layak atau tidak layak. Terpenting, film ini telah bersuara, menyampaikan bahwa hingga kini kondisi tersebut masih ada di Indonesia," katanya.