REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Partai Golkar, Ade Komaruddin mengajak seluruh kader partai tersebut untuk menjaga soliditas dan semangat rekonsiliasi menjelang pelaksanaan Musyawarah Nasional (Munas) Golkar.
Hal tersebut disampaikan oleh pria yang akrab disapa Akom itu saat mengunjungi DPD I Partai Golkar Jawa Tengah dan DPD I Partai Golkar Sumatera Barat. Kunjungan tersebut dilakukan Akom menjelang pelaksanaan musyawarah nasional luar biasa (Munaslub) yang direncanakan diselenggarakan pada April atau Mei 2016.
"Saya menyampaikan pandangan saya soal tantangan ke depan, sekaligus prinsip yang sebaiknya dipegang Partai Golkar, di hadapan pengurus daerah," katanya di Jakarta, Sabtu (20/2).
Ketua DPR RI ini menegaskan, tamtangan utama yang dihadapi Partai Golkar ke depan adalah, menghadapi pilkada serentak tahun 2017 serta pemilu legislatif dan Pemilu Presiden tahun 2019. Menurutnya, pada silaturrahmi itu, dirinya juga menyampaikan perlunya Partai Golkar membangun relasi dan posisi politik yang produktif dengan Pemerintah.
"Relasi yang perlu dibangun dengan Pemerintah, prinsipnya mengutamakan kepentingan rakyat, bangsa, dan negara," katanya.
Ia melanjutkan, harus ada sinergi untuk menciptakan iklim politik yang kondusif dan stabil sehingga proses kehidupan berbangsa dan bernegara berjalan dengan baik. Pria asal Purwakarta, Jawa Barat, itu menambahkan, setiap silaturahmi dengan pengurus daerah, melakukan diskusi mengenai kondisi Partai Golkar saat ini, yang masih dilanda krisis persoalan kepengurusan.
Akom membuat komitmen, dalam setiap pertemuan silaturrahmi dengan pengurus daerah, dirinya mengajak agar Partai Golkar keluar dari krisis tersebut dan harus ada solusi politik untuk menyelamatkan kepentingan yang lebih besar yaitu eksistensi Partai Golkar.
"Banyak agenda besar politik yang dapat dilakukan Partai Golkar, jika kepengurusannya menyatu dan mendapat pengesahan dari Pemerintah," katanya.
Akom juga mengingatkan kader Partai Golkar soal pentingnya kegotong-royongan dari seluruh kader Partai Golkar untuk membangun kebersamaan dalam menghadapi situasi saat ini, melalui soliditas partai.
"Soliditas untuk kembali bersatu dalam semangat rekonsiliasi, dan melupakan semua perbedaan, perselisihan, dan perpecahan yang pernah ada," ujarnya.