REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Negara Katolik Roma terbesar, Italia, saat ini terus berjuang melawan kekuatan politik yang menginginkan legalisasi kelompok LGBTIQ (lesbian, gay, biseksual, transgender, intersex, dan queer). Perdana Menteri Italia Matteo Renzi berjanji akan mempertaruhkan segalanya, termasuk mosi tidak percaya, pada pemerintahannya untuk membuka kebuntuan parlemen atas tuntutan kelompok sipil pendukung LGBTIQ.
"Kami kini berada di persimpangan jalan," kata Renzi kepada parlemen nasional mewakili Partai Demokrat yang berhaluan kiri tengah. "Saya siap untuk memanggil mosi tidak percaya," ujarnya menambahkan dilansir dari AFP, Ahad (21/2).
Menurut PM Renzi dalam salah satu debat, yang berujung pada aksi walk out beberapa pihak, ia menegaskan pemberian legalisasi kelompok pro-LGBTIQ sepenting reformasi bidang lain dari pasar tenaga kerja dan proses pengambilan keputusan di parlemen. Renzi siap mendapatkan mosi tidak percaya dari publik dan kehilangan posisi jabatan atas idenya ini.
Serikat UU Sipil pendukung legalisasi LGBTIQ saat ini tidak henti-hentinya meminta pengesahan kepada senat Italia agar Partai Demokrat sebagai kekuatan dominan mempercepat persetujuan ini. Parlemen Italia dihadapkan pada pilihan melanjutkan atau tidak pembahasan RUU hak sipil yang tidak menemui titik temu akibat adanya keinginan pasangan sesama jenis melegalkan pernikahan dan mengadopsi anak.
Partai kedua terbesar di Italia, Five Star Movement (M5S), yang juga sebelumnya sempat mendukung pernikahan sesama jenis, pada awal Februari lalu akhirnya memutuskan menarik dukungan terhadap legalisasi LGBTIQ di Italia. Keputusan ini menempatkannya bersama partai-partai opsisi lain, seperti Forza Italia dan partai berhaluan kanan tengah, menentang pengakuan seks sesama jenis dalam aturan perundang-undangan.
Dalam jajak pendapat terbaru di masyarakat Italia, cukup mengejutkan di mana sebagian besar warga Italia mendukung kelompok sipil LGBTIQ walaupun sebagian besar tidak ingin mereka, pelaku LGBTIQ, mengadopsi anak sendiri. Walaupun Gereja Khatolik Roma, sebagai kekuatan keagamaan terbesar di Italia, berupaya keras melobi para politisi di Italia agar menegur dan memberi sanksi keras sikap Renzi ini, kini mulai melunak terhadap kelompok LGBTIQ pada awal Februari lalu.