Selasa 23 Feb 2016 14:23 WIB

Nasabah BPR di Bali Beralih ke KUR

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Nidia Zuraya
Bank Perkreditan Rakyat ( ilustrasi )
Foto: Republika On Line/Mardiah diah
Bank Perkreditan Rakyat ( ilustrasi )

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Bali mulai khawatir dengan kebijakan pemerintah pusat yang memberlakukan Kredit Usaha Rakyat (KUR) hingga sembilan persen di bank-bank umum.

Ketua Umum Ikatan Bankir Profesional BPR (IPro BPR), I Made Arya Amitaba mengatakan pihaknya mulai menerima laporan adanya nasabah-nasabah BPR yang beralih ke bank umum. "Banyak nasabah loyal pindah ke bank umum untuk mendapatkan KUR yang bunganya lebih rendah dari BPR," kata Arya Amitaba, Selasa (23/2).

Bunga KUR BPR di Bali selama ini berkisar 15-18 persen. Rentangnya dengan KUR yang berlaku di bank umum milik pemerintah jelas terpaut jauh. Arya mengatakan nilainya mencapai miliaran rupiah.

Arya meminta pemerintah pusat untuk melibatkan BPR dalam penyaluran KUR. Ia mengakui sejumlah BPR belum menunjang secara infrastruktur, namun pemerintah pada kenyataannya juga melibatkan koperasi.

Bank-bank pemerintah kini semakin agresif menyasar pembiayaan untuk pasar usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang selama ini menjadi ladang BPR. Persyaratan bagi calon nasabah juga dipermudah, sehingga tak heran banyak nasabah loyal BPR yang berpaling.

Dikonfirmasi mengenai hal tersebut, Kepala Kantor Perwakilan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bali dan Nusa Tenggara, Zulmi mengatakan bank-bank umum dan BPR bisa bersinergi. Aturan resminya akan diatur pusat dalam waktu dekat. OJK Bali juga akan mempertemukan kedua belah pihak untuk koordinasi.

"Misalnya, subsidi KUR kan sekitar 10 persen. Nanti, bank umum dan BPR yang akan membaginya. Jangan sampai penyaluran KUR bank umum mengambil jatah BPR," katanya.

Bank-bank umum, kata Zulmi biasanya mencari nasabah potensial untuk disalurkan KUR. Usaha yang bisa didanai adalah yang sudah stabil. BPR di Bali selama ini menaungi start up business atau usaha-usaha kecil yang sedang dalam tahap pengembangan, namun membutuhkan modal cepat.

Sinergi bank umum dan BPR tersebut, kata Zulmi juga bisa ditunjukkan melalui kerja sama jaringan, seperti sumber daya manusia (SDM). BPR kuat dari segi SDM sehingga bisa menjadi perpanjangan tangan atau mitra bank-bank umum di daerah.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement