Jumat 26 Feb 2016 11:01 WIB

Kemenko Maritim Usulkan Pariwisata Ikan Paus NTT

Ikan Paus
Foto: Maxi Jonas/Reuters
Ikan Paus

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Kementerian Koordinator Kemaritiman mengusulkan pariwisata ikan paus dikembangkan di Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke provinsi tersebut.

"Kalau dilihat untaian pulau di NTT, keunggulannya itu di ikan paus. Setahu saya ada 10 jenis ikan paus di provinsi ini. Saya minta tolong ini bisa dikembangkan," kata Deputi IV Bidang Sumber Daya Manusia, Iptek, dan Budaya Maritim Kemenko Kemaritiman Safri Burhanuddin, Jumat (26/2).

Safri menuturkan keberadaan jenis-jenis ikan paus di provinsi itu bisa menjadi tontonan menarik bagi wisatawan. Terlebih, menurut dia, pariwisata sejenis itu belum banyak diketahui masyarakat luas.

"Saya minta tolong dari Dinas Kelautan dan Perikanan untuk memantau kapan dan lokasi pemijahan paus agar bisa jadi tontonan menarik," ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama Gubernur NTT Frans Lebu Raya mengatakan potensi wisata menonton ikan paus masih terus dibahas oleh pemerintah daerah. Sejak tahun lalu, lanjut Frans, pemerintah daerah telah bekerja sama dengan peneliti asal Australia untuk mempromosikan budaya berburu ikan paus di Desa Lamalera, Kabupaten Lembata, NTT, itu.

"Yang kita tahu, orang Lembata yang Katholik itu setiap tahun membunuh ikan paus. Makanya ini jadi pekerjaan rumah dinas perikanan untuk memantau kapan pemijahan ikan paus," katanya.

Frans mengaku pihaknya membutuhkan promosi yang lebih besar untuk bisa mengangkat pariwisata unik tersebut. Salah satu ide yang dilontarkannya yaitu dengan menggelar seminar internasional tentang penangkapan ikan paus saat musim penangkapan berlangsung sekitar Mei-Oktober.

"Kita ingin undang orang-orang yang pro dan kontra soal penangkapan ikan paus. Biar berdebat mereka, jadilah promosi besar angkat wisatanya. Waktu seminarnya digelar saat penangkapan. Jadi ramai," katanya.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement