REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon Ketua Umum Partai Golkar Idrus Marham mengatakan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) tidak hanya harus demokratis, rekonsiliatif, dan berkeadilan tapi juga harus jujur dan berkualitas. Maka kata jujur itu, tambahnya, akan tercermin pada tidak adanya politik uang dan usaha pragmatis dalam Munaslub. Idrus mengatakan yang dimaksud dengan konsep berkualitas itu berupa perdebatan konseptual.
Ia mengapresiasi Koperasi Serba Gotong Royong (Kosgoro) yang membuka peluang kepada caketum dalam Musyawarah Pimpinan Nasional III. Namun masih banyak calon ketua Umum yang bukan kader Kosgoro yang tidak hadir dalam pertemuan ini.
"Ada Indra Bambang Utoyo, Ade Komarudin, saya dengar-dengar juga saudara Priyo Budisantoso dan calon-calon lainnya yang sejatinya juga diundang dalam pertemuan ini meskipun mereka bukan kader Kosgoro," katanya di Musyawarah Pimpinan Nasional III Kosgoro 1957, Sabtu (27/2).
Idrus mengatakan pemilihan umum calon ketua Partai Golkar harus konsisten dalam perdebatan konseptual sehingga para caketum berproses dalam cara yang berkualitas. Dengan begitu, tambah Idrus, Ketua Partai secara sungguh-sungguh tidak hanya secara yuridis tapi juga harus de facto berkualitas. Dengan cara itulah menurut Idrus Partai Golkar dapat menjaring ketua umum yang memiliki visi kuat, konsep yang jelas, dan jaringan sosial yang luas.
"Melekat pada dirinya berbagai potensi dan memiliki kemampuan untuk bersaing dengan kompotitor politik pada tahun 2019," katanya.
Idrus mengatakan ia menilai pertarungan politik semakin terbuka. Karena itu ketua umum yang terpilih harus memiliki kemantangan ideologis, intelektual, jaringan sosial luas dan politik. Kematangan politik bagi Ketua Umum, tambahnya, diharuskan jika tidak maka Partai Golkar akan terjerembab pada lobi-lobi politik
"Maka Munaslub harus demokratis, rekonsiliatif, berkeadilan dan bersih dan berkualitas," katanya.