REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah dokumen rahasia milik jaringan milisi Alqaidah kembali ditemukan dan berhasil diterjemahkan oleh badan intelijen Amerika Serikat (AS).
Dalam dokumen tersebut, pemimpin Alqaidah, yakni Usama bin Ladin, cemas terhadap adanya agen mata-mata, termasuk operasi patroli drone di udara dan kemungkinan dikirimkannya perangkat pelacak rahasia ke tempat persembunyian anggotanya.
"Terdapat 113 dokumen yang diterjemahkan dan diklasifikasikan oleh badan-badan intelijen AS. Sebagian besar (dokumen) tertanggal tahun 2009 dan 2011," ujar pejabat intelijen AS, seperti dikutip Reuters, Selasa (1/3).
Dalam salah satu dokumen, bin Ladin menginstruksikan kepada anggota Alqaidah di Afghanistan agar waspada pada alat pelacak rahasia yang kemungkinan disematkan dalam koper berisi uang tebusan untuk membebaskan sandera-sandera di sana.
"Hal ini penting untuk menyingkirkan koper di mana dana dikirim. Sebab, kemungkinan koper tersebut memiliki cip pelacak di dalamnya," tulis bin Ladin dalam surat instruksinya yang ditujukan kepada seorang tokoh bernama Syekh Mahmud.
Pada dokumen lainnya diterangkan tentang eksekusi yang dilakukan anggota Alqaidah terhadap empat calon relawan. Sebab, mereka dicurigai sebagai agen mata-mata.
Selain itu, dalam dokumen lainnya juga dibahas tentang komitmen Alqaidah untuk melaksanakan jihad dalam skala global dengan kepemimpinan inti di Pakistan dan Afghanistan.
Usamah bin Ladin tewas dalam serangan yang digencarkan Navy SEAL AS pada 2 Mei 2011 lalu. Kendati pemimpin terbesar mereka telah tiada, Alqaidah masih kerap melakukan aksi teror di beberapa negara Timur Tengah.