Rabu 02 Mar 2016 19:30 WIB

Menteri Marwan Janji Kembangkan UBK di Pedesaan

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Winda Destiana Putri
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Jafar saat hadir di kantor Republika, Selasa (1/3).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Jafar saat hadir di kantor Republika, Selasa (1/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) Marwan Jafar mengungkapkan program-program yang mendukung butir Nawacita “membangun Indonesia dari pinggiran”.

Menurut Menteri Marwan, selain dana desa, ada cukup banyak program lain yang terbukti efektif mengembangkan ekonomi berbasis perdesaan.

Salah satunya, kata dia, adalah program usaha bersama komunitas (UBK). Program ini, menurut dia, membangkitkan potensi ekonomi produktif masyarakat perdesaan. Berbagai produk tradisional atau kebutuhan sehari-hari bisa dihasilkan melalui unit usaha yang berbasis semangat gotong royong ini.

Kementerian Desa PDTT mendampingi ratusan desa di seluruh Indonesia. Namun, pelaksanaan dan pengelolaannya tetap berdasarkan musyawarah para tokoh lokal dan perangkat desa masing-masing.

"Misalnya, usaha bikin kecap. Atau, bikin sabun colek. Sampo dari merang. Bahannya yang ada di desa-desa. Itu semua (UBK) kita bikin di 200 desa. Hasilnya bagus. Artinya mengembangkan ekonomi masyarakat perdesaan," ucap Menteri Marwan Jafar dalam kunjungannya ke kantor Harian Republika, kemarin (1/3).

Karena itu, dia berencana mulai tahun ini akan menambah jumlah desa yang mempunyai UBK. Kementerian Desa PDTT juga berencana akan meningkatkan kerja sama dengan Kementrian UMKM.

Dengan begitu, pemetaan UMKM di perdesaan akan lebih sistematis. Menteri Marwan memperkirakan, jumlah UMKM berbasis perdesaan mencapai lebih dari satu juta unit.

Dia menuturkan, UBK akan efektif ketika sudah terpadu dalam badan usaha milik desa (BUMDesa). Karena itu, dia mendorong agar pembangunan infrastruktur perdesaan digencarkan, antara lain melalui penggunaan dana desa. Sehingga tiap desa nantinya bisa membangun BUMDesa yang mampu menggenjot ekonomi produktif.

Produk yang dihasilkan merupakan hasil tradisional masing-masing desa. Dia mencontohkan, usaha makanan ringan khas daerah.

Kemudian, pihaknya juga menggalakkan program peternakan desa, yang sudah aktif di 300 desa seluruh Indonesia. Hewan yang diternakkan cukup variatif mulai dari ikan, ayam, hingga sapi.

Di samping itu, kata dia, Kementerian Desa PDTT juga sudah menggencarkan pembangunan baru dan revitalisasi hingga 500 pasar desa.

"Kita bikin peternakan lele hanya dengan dana (modal) Rp 10-15 juta. Jadi satu kotak, empat-enam bulan kemudian, sudah panen puluhan ribu lele. Cepat itu. Dampaknya lumayan besar di kampung-kampung."

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement