REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Prajurit Angkatan Darat Amerika Serikat pada 2023 diperkirakan akan menggunakan senjata laser secara merata. Deputi Sekretaris the Army for Research and Technology, Mary J Miller, mengatakan, saat ini pihaknya sedang melakukan tes untuk menentukan kemampuan penuh sistem persenjataan laser tersebut.
Seperti dilansir IFL Science, Jumat (4/3), laser pertama kali ditemukan pada 1960. Cara kerjanya adalah membuat sejumlah atom memancarkan partikel cahaya yang disebut foton dengan panjang gelombang sama.
Berbeda dengan laser biasa dengan cahaya tampak, laser baru ini memancarkan foton koheren yang memungkinkan senjata fokus mengarahkan sejumlah energi pada target di satu titik. Senjata laser menjadi pilihan yang disukai oleh banyak penulis fiksi ilmiah.
Pada pertengahan 1990-an, Angkatan Udara AS sebetulnya berusaha membuat senjata laser dengan menggunakan energi dari reaksi kimia sebagai input daya utama. Namun, tim masih terhalang volume besar dari bahan kimia yang diperlukan untuk membuat senjata ini.
Baca juga, Amerika Siapkan jet dengan Senjata Laser.
Baru-baru ini, kemajuan teknologi signifikan di AS menemukan bahan campuran baru dari serat optik melingkar. Serat ini memperkuat sinyal yang dipancarkan input listrik sehingga menghasilkan sejumlah energi tinggi dalam unit yang relatif kompak.
Uji coba senjata laser jenis baru ini terus dikembangkan AS. Kemajuan terakhir bahkan mereka sudah membuat meriam laser yang ditempatkan di salah satu kapal perang untuk Perang Teluk. Meriam laser ini mampu menembak jatuh drone dan meledakkan perahu. Berikut cuplikan videonya: https://youtu.be/sbjXXRfwrHg